Lahan Bekas Longsor Bisa Dimanfaatkan, tapi Risiko Tetap Mengintai

kompas.com
8 jam lalu
Cover Berita

BOGOR, KOMPAS.com – Lahan bekas permukiman yang terdampak longsor kerap dipandang sebagai “ruang kosong” yang menunggu pemanfaatan baru.

Namun di balik tanah yang tampak tenang, tersimpan jejak bencana yang menuntut kehati-hatian, perencanaan matang, dan pemahaman menyeluruh tentang karakter tanah serta lanskapnya.

Di Kampung Sirnasari, RT 07 RW 04, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, longsor yang terjadi pada 2023 lalu memaksa puluhan keluarga direlokasi.

Meski begitu, warga sekitar melihat lahan bekas longsor sebagai peluang yang sayang jika dibiarkan kosong. Dari kesadaran itu, mereka membentuk kelompok Tani Muda (KTM) Sirnasari untuk memanfaatkan lahan sebagai area pertanian dan peternakan.

Namun, pemanfaatan lahan bekas longsor tidak boleh dilakukan sembarangan. Tanpa strategi pemulihan yang tepat, aktivitas produktif justru bisa menimbulkan risiko baru bagi warga sekitar.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=indepth, pemanfaatan lahan, in depth, lahan bekas longsor, risiko longsor susulan, adaptasi kebencanaan, lahan bekas longsor di Bogor, lahan bekas longsor jadi pertanian&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yNi8xMTEzMDY3MS9sYWhhbi1iZWthcy1sb25nc29yLWJpc2EtZGltYW5mYWF0a2FuLXRhcGktcmlzaWtvLXRldGFwLW1lbmdpbnRhaQ==&q=Lahan Bekas Longsor Bisa Dimanfaatkan, tapi Risiko Tetap Mengintai§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Baca juga: Jejak Inovatif Warga Sirnasari, Sulap Lahan Bekas Longsor Jadi Pertanian dan Peternakan

Jejak kerentanan di balik lahan bekas longsor

Pengamat lingkungan, Mahawan Karuniasa, menyebutkan riwayat longsor menjadi penanda bahwa wilayah tersebut memiliki kerentanan tertentu yang tidak bisa diabaikan.

Kerentanan ini mencakup kondisi tanah, sistem air, kemiringan lereng, hingga stabilitas bentang alam secara keseluruhan.

Dalam banyak kasus, longsor merupakan hasil dari akumulasi berbagai faktor, mulai dari curah hujan, beban tanah, hingga gangguan terhadap vegetasi alami.

“Pemanfaatan boleh dilakukan, tetapi hati-hati tentu saja. Dan dalam konteks rehabilitasi dan pengurangan risiko bencana," kata Mahawan saat dihubungi, Kamis (25/12/2025).

Menurut dia, setiap aktivitas di lahan bekas longsor perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap stabilitas lereng, aliran air, dan struktur tanah.

Tanpa perencanaan matang, pemanfaatan justru dapat mempercepat degradasi lingkungan yang sudah rapuh.

Baca juga: Pemprov DKI Buka Peluang Investasi Perikanan dan Pertanian di Sulawesi Selatan

Boleh dimanfaatkan, asal berskala kecil

Mahawan menambahkan, aktivitas pertanian, kolam ikan, dan peternakan kerap menjadi pilihan warga dalam memanfaatkan lahan bekas longsor. Kegiatan ini relatif aman, asalkan dilakukan dalam skala kecil dan dengan pengelolaan yang cermat.

“Jadi, aktivitas pertanian, juga kolam ikan dan peternakan aman jika berskala kecil, tidak mengubah lereng secara signifikan, serta dilengkapi dengan pengelolaan tata air dan konservasi tanah," jelasnya.

Masalah muncul ketika aktivitas berkembang tanpa kendali. Intensitas tinggi, perubahan kontur tanah, atau penambahan beban di lereng dapat memicu ketidakstabilan baru.

“Aktivitas yang intensif atau melampaui skala tertentu meningkatkan potensi ketidakstabilan lereng kembali," ujar Mahawan.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Baca juga: BMKG Waspadai Hujan Lebat Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2026, di Mana Saja?


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
31 Orang Masih Hilang, Operasi Pencarian Koban Bencana Aceh Dihentikan
• 15 jam lalugenpi.co
thumb
Pernyataan Resmi Presiden Prabowo di Momen Natal 2025, Singgung Korban Banjir Sumatra
• 6 jam lalufajar.co.id
thumb
Libur Natal, Masyarakat Membludak Berwisata hingga Berdesakan Naik Transum
• 12 jam laludisway.id
thumb
Salurkan Logistik, Petugas Tembus Wilayah Terisolasi Aceh Tengah dan Bener Meriah
• 8 jam lalukatadata.co.id
thumb
1.135 Orang Tewas Akibat Bencana Sumatera, 489 Ribu Warga Masih Ngungsi
• 10 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.