Polri menggelar apel pemberangkatan pasukan bantuan penanganan bencana di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/12). Apel tersebut menjadi bagian untuk memperkuat penanganan bencana di sejumlah wilayah, khususnya Aceh.
Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo mengatakan apel ini merupakan lanjutan dari rangkaian pengecekan kesiapsiagaan Polri dalam menghadapi bencana alam.
Ia mengingatkan apel serupa pernah digelar pada pertengahan November lalu untuk memastikan kesiapan personel, peralatan, hingga sarana prasarana.
“Hari ini kita melaksanakan apel yang ke sekian kali. Apel pertama kita ingat, pada pertengahan bulan November yang lalu, Bapak Kapolri langsung mengambil apel diikuti oleh seluruh Polda jajaran untuk mengecek kesiapsiagaan kita,” kata Dedi.
Ia menjelaskan, Polri sebelumnya telah memberangkatkan pasukan dalam beberapa kloter. Kloter pertama berasal dari Brimob Pusat dan Brimob Nusantara dari sejumlah Polda.
Kloter kedua diberangkatkan dari Mako Brimob melalui Pelabuhan Tanjung Priok bekerja sama dengan Pelni, sekaligus membawa berbagai peralatan mitigasi bencana.
“Sudah kita kirim pasukan kurang lebih sekitar 300 orang. Dan hari ini, sesuai dengan perintah Bapak Kapolri, melihat kondisi di sana perlu perkuatan tambahan lagi, kita akan berangkatkan lagi di akhir tahun ini sekitar 300 orang,” ujarnya.
Dedi menyebutkan, tambahan 300 personel itu akan ditempatkan terutama di Aceh Tamiang, serta Aceh Utara dan Aceh Tengah.
Penempatan dan penguatan pasukan telah dirancang oleh Asisten Operasi Kapolri dan masih berpotensi ditambah pada Januari hingga Februari mendatang.
Ia juga menyoroti kondisi personel Polri di daerah terdampak yang telah bertugas hampir satu bulan dan mengalami kelelahan fisik maupun psikologis.
“Anggota-anggota kita yang organik di sana sudah cukup lama, hampir satu bulan. Tingkat keletihan secara psikologis, secara fisik juga sudah sangat letih banget anggota-anggota kita. Butuh tambahan tenaga-tenaga baru,” kata Dedi.
Selain personel, Polri turut menyiapkan peralatan pendukung seperti dapur lapangan, alat berat, hingga sarana air bersih. Kapolri, kata Dedi, memberikan perhatian khusus pada percepatan pembukaan akses jalan dan distribusi logistik di Aceh Tamiang.
“Perlu percepatan juga, khususnya Aceh Tamiang untuk alat berat. Dan oleh karenanya kita sudah mempersiapkan berapa ekskavator yang dibutuhkan, berapa dozer yang dibutuhkan, berapa kendaraan-kendaraan dump truck yang dibutuhkan,” jelasnya.
Dedi menambahkan, kebutuhan air bersih juga menjadi prioritas, termasuk rencana pengeboran ratusan titik sumur bor.
Selain itu, Polri akan melakukan asesmen kebutuhan layanan kesehatan, obat-obatan, serta perhatian khusus bagi anak dan ibu di lokasi pengungsian.
Dedi mengatakan, sampai saat ini, ribuan personel Polri sudah berada di wilayah terdampak bencana. Polri akan terus mengirim pasukan bila dibutuhkan.
"Untuk pengerahan jumlah personel Polri yang terlibat saat ini ada 8.613 personel. Ini masih terus akan dievaluasi oleh Pak Astamaops, juga kita antisipasi untuk Januari 2026, Februari 2026 juga sudah dihitung semuanya, nanti kebutuhan-kebutuhan berapa akan kita tambah," ucap dia.




