Bertepatan dengan Hari Raya Natal, Kamis (25/12), upaya percepatan pemulihan infrastruktur di Aceh menunjukkan hasil yang positif melalui progres signifikan pada pembangunan dua jembatan darurat (Bailey).
“Proyek ini merupakan bagian dari respons cepat pemerintah terhadap kerusakan masif akibat banjir bandang yang melanda wilayah tersebut pada akhir November lalu,” dikutip dari keterangan tertulis Badan Komunikasi Pemerintah, Jumat (26/12) .
Fokus pertama terletak di Kabupaten Nagan Raya, tepatnya pada Jembatan Bailey Beutong Ateuh Banggalan. Di lokasi ini, personel TNI bersinergi dengan petugas lapangan dalam merakit komponen rangka dan girder baja menggunakan bantuan truk crane.
Jembatan ini memiliki peran krusial sebagai akses vital yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Beutong Ateuh dengan Kabupaten Aceh Tengah.
Keberhasilan perakitan ini semakin memperkuat pemulihan konektivitas setelah sebelumnya jalur Banda Aceh–Aceh Tengah sudah mulai bisa dilalui kendaraan roda empat sejak pekan lalu.
Sementara itu, perkembangan penting juga terlihat pada Jembatan Bailey Lawe Penanggalan di Kabupaten Aceh Tenggara. Saat ini, tim di lapangan tengah memfokuskan pengerjaan pada normalisasi sungai.
Dengan mengerahkan ekskavator, petugas membersihkan material sisa banjir untuk memastikan alur sungai kembali stabil, sehingga area konstruksi jembatan menjadi aman dan siap untuk tahap pembangunan selanjutnya.
Langkah taktis pembangunan jembatan Bailey ini menjadi prioritas pemerintah guna membuka kembali akses wilayah-wilayah yang sempat terisolasi sejak bencana melanda Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Menurut data terbaru dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), bencana besar tersebut sebelumnya sempat melumpuhkan 80 ruas jalan nasional dan 33 jembatan. Namun, hingga Rabu (24/12), kerja keras pemerintah telah membuahkan hasil dengan pulihnya 71 ruas jalan nasional dan 23 jembatan di ketiga provinsi tersebut.




