Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban banjir, banjir bandang, dan longsor di Aceh hingga Jumat (26/12/2025) masih berlangsung secara aktif.
Penghentian operasi SAR belum diputuskan karena kewenangan berada pada Kepala Basarnas selaku Koordinator Nasional SAR.
Kepala Basarnas Banda Aceh, Ibnu Harris Al Hussain, mengatakan tim SAR di lapangan masih melakukan pencarian korban sambil menunggu keputusan dari pusat.
“Operasi SAR secara aktif masih dilaksanakan. Penutupan operasi SAR hanya bisa diputuskan oleh SAR Coordinator,” kata Ibnu saat dikonfirmasi, Jumat (26/12/2025).
Ia menyebut, usulan penghentian operasi SAR aktif telah disampaikan melalui Incident Commander yang dijabat Sekretaris Daerah (Sekda). Usulan tersebut akan kembali diajukan pada sore hari.
“Saat ini masih operasi SAR aktif. Sore ini akan kembali diusulkan penghentian operasi SAR aktif dan dilanjutkan pemantauan,” ujarnya.
Ibnu menjelaskan, salah satu pertimbangan usulan penghentian operasi SAR aktif adalah batas kemampuan bertahan hidup korban dalam kondisi bencana. Secara umum, peluang penyintas untuk bertahan hidup berada pada rentang waktu maksimal sekitar tujuh hari.
“Karena waktu survivor atau seseorang bisa bertahan dalam kondisi bencana paling lama tujuh hari. Dan kondisi saat ini sudah sebulan atau pilihan hari pascabencana, sehingga kecil kemungkinannya mereka yang dinyatakan hilang masih dalam kondisi selamat.” jelasnya.
Adapun bencana banjir, banjir bandang, dan longsor di Aceh terjadi pada akhir November 2025.
Tahap PemantauanIbnu menegaskan, tahap pemantauan tidak berarti pencarian dihentikan. Basarnas tetap siaga dan akan kembali melakukan operasi SAR aktif jika ditemukan informasi baru.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (25/12), jumlah korban meninggal dunia akibat banjir di Aceh mencapai 503 orang, sementara 31 orang masih dinyatakan hilang.




