Natal Berdarah bagi Rusia: 635 Drone Hancur, Kapal Selam Terpukul, Kupiansk Resmi Lepas

erabaru.net
4 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Menjelang malam Natal 2025, Rusia justru menelan rangkaian pukulan strategis di hampir seluruh domain perang—udara, laut, darat, hingga ekonomi. Serangan udara besar-besaran yang diharapkan menjadi “pamer kekuatan” berubah menjadi kegagalan signifikan. Pada saat yang sama, Ukraina mencatat tonggak penting: jet tempur F-16 tampil dalam debut tempur paling menentukan sejak resmi masuk ke sistem pertahanan nasional.

Di laut, Rusia menghadapi tekanan ganda di kawasan Laut Hitam. Di darat, Kupiansk—simpul logistik vital—akhirnya sepenuhnya dikuasai Ukraina. Di balik semua itu, biaya tersembunyi mesin perang Rusia kian menggunung, sementara pendapatan energi terus menyusut meski volume ekspor meningkat.

Serangan Udara Rusia Menjelang Natal: Skala Besar, Hasil Minim

Diduga sebagai respons atas kematian Letnan Jenderal Fanil Sarvarov akibat ledakan di Moskow beberapa waktu sebelumnya, Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesar sepanjang akhir 2025 ke wilayah Ukraina pada malam 24 Desember hingga dini hari 25 Desember.

Menurut laporan resmi Angkatan Udara Ukraina, Rusia meluncurkan:

Hasilnya justru berbalik arah. Sistem pertahanan udara Ukraina berhasil:

Tiga rudal hipersonik Kinzhal memang sempat menembus lapisan pertahanan, namun diduga kuat mengalami gangguan elektronik sehingga melenceng dari target dan tidak menimbulkan kerusakan berarti. Hingga laporan ini disusun, Ukraina masih memverifikasi titik jatuh akhirnya.

F-16 Ukraina: Debut Tempur yang Mengubah Permainan

Letkol Yurii Ihnat, juru bicara Angkatan Udara Ukraina, menegaskan bahwa jet tempur F-16 memainkan peran penentu. Seluruh 34 rudal jelajah yang berhasil dicegat ditembak jatuh oleh F-16—menjadikannya penampilan tempur paling representatif sejak pesawat ini resmi dioperasikan Ukraina.

Namun, keberhasilan ini bukan semata soal keahlian pilot. Faktor kunci justru terletak pada:

Kombinasi inilah yang memungkinkan Ukraina menekan kerugian seminimal mungkin di tengah serangan udara yang sangat padat.

Korban Sipil Tetap Ada, Zelenskyy Soroti Tekanan Internasional

Meski pertahanan berhasil, Ukraina mengonfirmasi:

Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan serangan ini menewaskan sedikitnya tiga warga sipil, termasuk seorang anak berusia 4 tahun, serta merusak infrastruktur energi dan fasilitas publik yang kini diperbaiki secara darurat.

Zelenskyy menegaskan, pilihan Moskow melancarkan serangan besar tepat menjelang Natal menunjukkan bahwa tekanan internasional terhadap Rusia masih belum cukup kuat untuk memaksa perang dihentikan.

Tekanan Balasan Ukraina & Guncangan di Laut Hitam

Di saat bersamaan, Ukraina meningkatkan tekanan ke wilayah Rusia. Moskow mengklaim berhasil menembak jatuh 172 drone Ukraina, sementara Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan ledakan di selatan Moskow yang menewaskan dua polisi lalu lintas dan satu individu mencurigakan—detailnya masih diverifikasi.

Ukraina mengungkapkan bahwa sebelum serangan drone laut ke Novorossiysk, mereka lebih dulu menghantam Pangkalan Udara Yeysk, menghancurkan satu pesawat patroli anti-kapal selam Il-38, serta menyerang target strategis lain, termasuk salah satu pabrik karet sintetis terbesar Rusia.

Pada 15 Desember 2025, drone laut Ukraina menghantam sebuah kapal selam kelas Varshavyanka di pelabuhan Novorossiysk. Pada saat yang sama, pesawat Il-38 yang hendak menjalankan misi pencarian justru terkena serangan dan jatuh. Rekaman visual kemudian dipublikasikan Ukraina.

Awalnya Rusia membantah kerusakan berat, namun bukti visual memicu keraguan luas. Banyak pengamat menilai operasi ini menandai kematangan baru serangan terpadu laut-udara Ukraina, yang secara simultan melumpuhkan target pelabuhan dan dukungan udara Rusia.

Kebakaran Galangan Kapal & Serangan Industri di Pedalaman Rusia

Tekanan tidak berhenti di garis depan. Pada 23 Desember 2025, kebakaran besar melanda Galangan Kapal Borskaya dekat Moskow. Api membakar area hampir 1.000 meter persegi, disertai beberapa ledakan, dan menghancurkan setidaknya satu kapal derek besar. Galangan ini diketahui memasok komponen kapal bagi militer Rusia.

Meski Moskow menyebutnya kecelakaan, banyak pihak menduga keterkaitan dengan serangan drone Ukraina. Konfirmasi citra satelit masih dinantikan.

Pada malam yang sama, drone Ukraina juga menyerang pabrik karet Yefremov di Oblast Tula—salah satu produsen karet sintetis tertua Rusia. Rekaman warga menunjukkan kobaran api besar dan respons darurat yang masif. Pabrik ini sebelumnya pernah diserang dan sempat menghentikan produksi selama beberapa pekan.

Kupiansk Resmi Jatuh: Retaknya Narasi Pro-Rusia

Di medan darat, perkembangan paling simbolis datang dari Kupiansk. Akun militer pro-Rusia Rybar—yang dikenal berhati-hati menjaga narasi positif bagi Moskow—untuk pertama kalinya menandai Kupiansk sepenuhnya berada di bawah kendali Ukraina.

Bagi pengamat, ini bukan sekadar pembaruan peta. Kupiansk adalah simpul logistik utama yang menghubungkan Donbas dengan front utara. Kehilangannya berarti:

Sebaliknya, Ukraina memperoleh dorongan moral dan politik signifikan, memperkuat argumen kelanjutan dukungan Barat.

Front Lain: Mundur Taktis, Pertahanan Berlapis

Di arah Siversk, pada 23 Desember, Staf Umum Ukraina mengonfirmasi penarikan pasukan secara taktis untuk melindungi personel dan menjaga daya tempur. Meski mundur, serangan jarak jauh terhadap target Rusia tetap berlanjut. Data Institut Studi Perang menunjukkan Rusia membutuhkan 41 bulan hanya untuk maju sekitar 12 km dari Lysychansk ke pinggiran Siversk—kemajuan mahal dengan hasil minim.

Di Pokrovsk, Rusia melancarkan serangan mekanis besar dengan empat kolom lapis baja. Serangan ini dipukul mundur oleh Garda Nasional Ukraina dan unit khusus lainnya. Kerugian Rusia dilaporkan mencapai:

Ukraina juga telah membangun “Garis Pertahanan Donbas Baru”, sistem pertahanan berlapis yang terlihat jelas pada citra satelit. Artinya, sekalipun beberapa kota depan tertekan, pertahanan utama tetap solid.

Biaya Manusia Perang: Angka yang Mengguncang

Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, korban Rusia sepanjang 2024–2025 telah melampaui 400.000 orang. Hingga akhir 2025, total korban diperkirakan mendekati atau bahkan melampaui 1,25 juta orang—lebih besar dari kekuatan awal militernya sendiri.

Beban ini tidak merata. Wilayah miskin dan kelompok minoritas menanggung korban terbesar, sementara kota besar seperti Moskow dan St. Petersburg relatif terlindungi. Pola rekrutmen menyasar daerah terpencil dengan iming-iming gaji tinggi dan penghapusan utang—efektif jangka pendek, namun meninggalkan luka sosial jangka panjang.

Gas Mengalir ke Timur, Pendapatan Justru Menyusut

Di sektor energi, ekspor gas Rusia ke Tiongkok diperkirakan naik 25% pada 2025. Namun pendapatan justru turun tajam. Perhitungan Reuters menunjukkan pendapatan gas Rusia tahun 2025 hanya sekitar 470 miliar rubel, jauh di bawah puncak 1,63 triliun rubel pada 2022.

Peralihan dari Eropa ke Asia memang menjaga volume, tetapi:

Pipa semakin sibuk, tetapi kas negara semakin ketat—menutup tahun 2025 dengan tekanan berlapis bagi Moskow.

Kesimpulan

Rangkaian peristiwa menjelang Natal 2025 memperlihatkan gambaran yang semakin jelas: inisiatif strategis Rusia terus tergerus, sementara Ukraina menunjukkan peningkatan kemampuan tempur yang matang dan terkoordinasi. Dari udara hingga ekonomi, tekanan terhadap Moskow tidak lagi bersifat episodik—melainkan struktural dan berkelanjutan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Elnusa Petrofin Menghantarkan Kebaikan untuk Masa Depan Indonesia
• 15 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Pertagas Gelar Khitanan Massal dan Santunan untuk Anak Yatim di Riau
• 14 jam lalurepublika.co.id
thumb
BMKG: Gempa M 3,9 Guncang Gayo Lues Akibat Aktivitas Sesar Besar Sumatera
• 16 jam laluliputan6.com
thumb
PCNU Sintang Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Aceh-Sumatra
• 8 jam lalukumparan.com
thumb
Nikmati Libur Nataru, Puluhan Ribu Warga Padati Kawasan Ancol
• 6 jam lalutvrinews.com
Berhasil disimpan.