Bisnis.com, JAKARTA — China menegaskan komitmennya untuk terus mengendalikan produksi baja mentah serta melarang penambahan kapasitas baru ilegal selama periode 2026-2030.
Sebagai produsen dan konsumen baja terbesar di dunia, China sejak 2021, telah menghentikan pertumbuhan produksi baja mentah. Kebijakan itu merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menekan emisi karbon.
Dilansir dari Reuters, Jumat (26/12/2025), pengendalian produksi juga dilakukan di tengah melemahnya konsumsi baja domestik akibat perlambatan berkepanjangan di sektor properti. Kondisi tersebut membuat industri baja Negeri Tirai Bambu terus dibayangi persoalan kelebihan kapasitas.
Data menunjukkan, sepanjang 11 bulan pertama 2025, produksi baja mentah China turun 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan tren tersebut, total produksi tahunan diperkirakan akan berada di bawah 1 miliar ton. Angka tersebut merupakan produksi tahunan terendah dalam enam tahun terakhir.
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) selaku lembaga perencana negara menyatakan bahwa industri bahan baku, termasuk baja, saat ini menghadapi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.
“Industri bahan baku perlu memperdalam reformasi sisi penawaran selama periode Rencana Lima Tahun ke-15 [2026–2030], dengan mendorong mekanisme seleksi alam atau survival of the fittest,” ujar NDRC dalam pernyataannya.
Sejak 2023, ekspor baja China tercatat cukup kuat dan sebagian mampu menutup penurunan permintaan di dalam negeri. Namun, lonjakan ekspor tersebut memicu reaksi proteksionis di berbagai negara.
Sejumlah pemerintah negara lain memberlakukan hambatan perdagangan dengan alasan produk baja murah dari China merugikan produsen lokal.
Terbaru, pada 12 Desember, Beijing mengumumkan rencana penerapan sistem perizinan mulai 2026 untuk mengatur ekspor sekitar 300 jenis produk yang terkait dengan baja.
Baca Juga
- Pengusaha Menjerit Banjir Baja Impor Murah Bikin Industri Lokal Babak Belur
- Terungkap 3 Modus Impor Baja Murah yang Hantam Industri Lokal
- Impor Baja Bocor Imbas Data Kemendag-Kemenperin Tak Sinkron, Pengusaha Soroti Ini





