Lobi Trump, RI Buka Akses Mineral Kritis untuk AS, Nikel hingga Logam Tanah Jarang

bisnis.com
3 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia membuka akses terhadap mineral kritis (critical mineral), dari nikel hingga Logam Tanah jarang (rare earth), sebagai salah satu poin krusial yang ditawarkan kepada Amerika Serikat (AS) dalam kesepakatan dagang resiprokal atau Agreement on Reciprocal Tariff (ART).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pembahasan kerja sama dengan Negeri Paman Sam mencakup seluruh sektor strategis. Dia memastikan, keran investasi untuk perusahaan AS di sektor penghiliran mineral terbuka lebar.

Bahkan, Airlangga mengungkapkan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah menjalin komunikasi intensif dengan badan ekspor maupun korporasi AS terkait peluang ini.

"Tentu yang critical mineral sudah ada pembicaraan Danantara dengan badan ekspornya di Amerika dan beberapa lagi. Ada perusahaan Amerika yang sudah berbicara dengan perusahaan critical mineral di Indonesia," ungkap Airlangga di PIM 1, Jakarta, Jumat (26/12/2025).

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Polisi Partai Golkar itu menjelaskan bahwa peran Danantara ke depan akan difokuskan pada skema business to business (B2B). Dia menyebutkan minat korporasi AS tidak hanya terbatas pada pemain lama, tetapi juga raksasa teknologi dan otomotif seperti Ford Motor Company hingga Tesla yang membidik ekosistem baterai.

Mantan menteri perindustrian itu membantah tudingan bahwa pembukaan akses mineral kritis bagi AS sebagai kebijakan baru. Menurutnya, jejak investasi AS di sektor tambang RI sudah terjadi sejak setengah abad lalu.

Dia mencontohkan Freeport McMoran yang telah menanamkan modal di sektor tembaga (copper) sejak 1967 dan kini telah memiliki fasilitas pemurnian (refinery) di Gresik. Selain itu, ada pula Vale yang beroperasi di sektor nikel sejak era 1970-an.

"Jadi bagi Indonesia, critical mineral dan Amerika itu sesuatu yang sudah dijalankan. Jadi bukan sesuatu yang baru," tegasnya.

Lebih lanjut, Airlangga memerinci bahwa mineral kritis yang dibutuhkan AS cukup beragam, mulai dari tembaga, nikel, bauksit, hingga logam tanah jarang yang merupakan produk sampingan timah.

Dia menyadari posisi tawar Indonesia sangat strategis, mengingat kebutuhan AS terhadap komoditas ini bukan sekadar untuk kendaraan listrik, melainkan juga untuk kepentingan pertahanan dan teknologi tinggi.

"Akses itu mereka perlukan, karena itu untuk otomotif, pesawat terbang, roket, pertahanan, kelautan," pungkas Airlangga.

Adapun, pemerintah Indonesia dan AS telah menyepakati finalisasi ART. Dokumen kerja sama perdagangan strategis ini ditargetkan bakal ditandatangani secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump pada akhir Januari 2026.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
4.637 Penumpang Berangkat dari Terminal Tanjung Priok saat Periode Libur Natal, Mayoritas Tujuan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur
• 7 jam lalutvonenews.com
thumb
Ayu Aulia Sesumbar Ngaku Jadi Tim Kreatif Kemhan, Pihak Kementerian Pertahanan: Tidak Dilantik!
• 6 jam lalugrid.id
thumb
Nenek-Kakek Ini Ajak Cucu Wisata Murah Meriah ke Ragunan Saat Libur Natal
• 19 jam laludetik.com
thumb
Healing Trip Lebih Nyaman Pakai Koper atau Backpack? Ini Kata teman kumparan
• 3 jam lalukumparan.com
thumb
Wakapolri: Polri Kerahkan 1.500 Personel Tambahan Perkuat Penanganan Pascabanjir Sumatera
• 5 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.