Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut intensitas curah hujan akibat Siklon Tropis Senyar yang melanda Aceh dan sekitarnya menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir. Kondisi tersebut menjadi faktor utama besarnya dampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan ekstrem tercatat terjadi pada 25–27 Desember 2025.
Salah satu titik tertinggi berada di Kabupaten Bireuen, Aceh, dengan intensitas hujan mencapai 418 milimeter dalam 24 jam.
"Sebagai perbandingan, curah hujan normal tahunan di Indonesia berkisar antara 1.500 hingga 4.000 milimeter. Artinya, hujan 418 milimeter dalam satu hari setara dengan akumulasi hujan selama empat hingga lima bulan," kata Abdul Muhari, dikutip dari tayangan Live YouTube BNPB, Jumat 26 Desember 2025.
Kemudian ia menjelaskan, BMKG mengategorikan hujan dengan intensitas di atas 150 milimeter per 24 jam sebagai hujan ekstrem.
"Inilah kenapa untuk Aceh daerah-daerah di pesisir timur ini adalah daerah-daerah yang paling parah dampaknya akibat siklon tropis senyar ini. Sumatera Barat juga demikian ada beberapa daerah khususnya di pesisir barat yang juga mengalami beberapa kali kondisi curah hujan ekstrim," jelasnya.
BNPB mencatat, dibandingkan dengan kejadian hujan ekstrem lain dalam enam tahun terakhir, seperti banjir Jakarta pada 2020 dan 2021 serta Siklon Seroja pada April 2021, intensitas hujan akibat Siklon Senyar di Aceh menjadi yang tertinggi yang pernah direkam BMKG dalam periode tersebut.
"Inilah salah satu faktor pemicu kenapa kemudian kita lihat saat ini dampaknya cukup signifikan," ucapnya.
Akibat hujan ekstrem tersebut, sebanyak 52 kabupaten/kota di tiga provinsi terdampak banjir dan longsor. BNPB mencatat hingga Jumat 26 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia mencapai 1.137 jiwa, sementara 163 orang masih dalam pencarian. Jumlah pengungsi tercatat sebanyak 457.255 jiwa dan terus menurun seiring dengan percepatan pemulihan.
Editor: Redaktur TVRINews




