Bisnis.com, GARUT- Kabupaten Garut diprediksi menjadi daerah tujuan utama wisatawan nusantara di wilayah Priangan Timur pada momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Proyeksi ini mengacu pada kinerja kunjungan sepanjang Januari–Oktober 2025 yang menempatkan Garut sebagai penyumbang terbesar pergerakan wisatawan di kawasan tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) ke Kabupaten Garut selama Januari–Oktober 2025 mencapai sekitar 6,56 juta perjalanan, tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lain di Priangan Timur seperti Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar.
Secara tahunan, angka itu tumbuh 25,83% dibandingkan periode yang sama 2024.
Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus, mengatakan capaian tersebut mencerminkan kuatnya daya tarik pariwisata Garut, terutama berbasis alam dan minat khusus, yang cenderung menjadi pilihan utama wisatawan saat musim liburan panjang.
“Garut memiliki keunggulan pada wisata pegunungan, pemandian air panas, dan lanskap alam yang beragam. Dari data pergerakan wisnus 2025, terlihat Garut konsisten menjadi kontributor terbesar di Priangan Timur. Dengan pola seperti ini, saat Nataru 2026 Garut sangat berpotensi kembali menyedot wisatawan paling banyak,” ujar Darwis, Rabu (24/12/2025).
Baca Juga
- Pariwisata Garut Menggeliat, Kunjungan Wisnus Sentuh 5,95 Juta
- Pariwisata Garut Menggeliat, Kunjungan Wisnus Sentuh 5,95 Juta
- Wisata Garut Pulih Cepat, Jumlah Perjalanan Wisnus Tembus 5,95 Juta
Selain Garut, wilayah Tasikmalaya Raya juga menunjukkan kinerja kuat. Kabupaten Tasikmalaya mencatat sekitar 4,41 juta perjalanan, sementara Kota Tasikmalaya mencapai 2,61 juta perjalanan selama Jan–Okt 2025.
Namun, jika dibandingkan secara individual, volume kunjungan ke Garut masih berada di atas daerah lainnya.
Adapun Kabupaten Ciamis membukukan sekitar 3,11 juta perjalanan, Kabupaten Pangandaran 2,82 juta perjalanan, dan Kota Banjar sekitar 649 ribu perjalanan. Secara total, enam daerah di Priangan Timur tersebut menyerap lebih dari 20 juta perjalanan wisatawan nusantara sepanjang sepuluh bulan pertama 2025, dengan seluruhnya mencatat pertumbuhan positif dibandingkan 2024.
Darwis menjelaskan, pola historis menunjukkan kalau daerah dengan basis kunjungan besar sepanjang tahun cenderung mengalami lonjakan lebih tinggi saat libur akhir tahun. Hal ini dipengaruhi oleh kesiapan destinasi, ketersediaan akomodasi, serta kemudahan akses yang sudah terbangun.
“Momentum Nataru biasanya memperkuat tren yang sudah terlihat sepanjang tahun. Karena itu, daerah seperti Garut yang volumenya besar dan pertumbuhannya tinggi akan menjadi tujuan favorit, meskipun daerah lain seperti Pangandaran juga tetap menarik karena karakter pantainya,” katanya.
Meski demikian, Darwis mengingatkan bahwa peningkatan kunjungan saat Nataru perlu diantisipasi dengan kesiapan infrastruktur dan pengelolaan destinasi agar tidak menimbulkan kepadatan berlebih.
Menurutnya, penurunan kunjungan bulanan yang sempat terjadi pada Oktober 2025 di sejumlah daerah justru menjadi sinyal bahwa pergerakan wisata sangat dipengaruhi faktor musiman.
“Ini penting sebagai bahan antisipasi. Saat Nataru, lonjakan bisa cukup tajam. Pemerintah daerah dan pelaku wisata perlu memastikan layanan, akses jalan, serta aspek keselamatan pengunjung,” ujarnya.




