Bisnis.com, MALANG— Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan menggelar doa bersama di malam pergantian Tahun Baru 2026.
Doa bersama dilakukan sebagai bentuk empati atas bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, khususnya Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, dan kejadian kebencanaan lainnya di Indonesia.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menegaskan pada perayaan Malam Tahun Baru 2026 tidak akan diselenggarakan pesta kembang api maupun acara hiburan lainnya.
“Sebagai gantinya, peringatan pergantian tahun akan diisi dengan kegiatan doa bersama di lima kecamatan di Kota Malang sebagai wujud refleksi dan solidaritas sosial,” katanya dikutip Jumat (26/12/2025).
Melalui perayaan sederhana ini, dia berharap, masyarakat dapat bersama-sama mendoakan korban yang sedang tertimpa bencana serta menjadikan momentum pergantian tahun sebagai sarana introspeksi diri.
Dia juga telah memberikan instruksi kepada seluruh jajaran serta mengajak masyarakat untuk merayakan malam pergantian tahun dengan cara yang sederhana, khidmat, dan bermakna.
Baca Juga
- Muhasabah & Doa Bersama Peringatan Ke 66 Tahun Pusri Palembang
- Pemkot Surabaya Gelar Doa Bersama untuk Korban Bencana di Sumatra dan Jawa Barat
- Jelang HUT ke-80 TNI, Panglima Gelar Doa Bersama Tokoh Lintas Agama
Dia menegaskan, pergantian tahun seyogianya dimaknai sebagai waktu untuk refleksi dan kontemplasi, bukan sekadar perayaan semata.
Selain itu, Wali Kota Malang juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan konvoi maupun perayaan secara berlebihan lainnya yang berpotensi mengganggu ketertiban umum.
Imbauan ini disampaikan untuk menjaga keamanan, kenyamanan, serta kondusivitas Kota Malang selama malam pergantian tahun.
Melalui kebijakan ini, dia mengajak seluruh masyarakat Kota Malang untuk menyambut Tahun Baru 2026 dengan penuh kesederhanaan, empati, serta tetap menjaga ketertiban.
Dia berharap pergantian tahun dapat dimaknai sebagai momentum untuk memperkuat solidaritas sosial dan meningkatkan kualitas diri.
“Mari kita rayakan Tahun Baru 2026 dengan sederhana, penuh doa untuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, tidak merayakan secara berlebihan, sekaligus menjadi sarana refleksi agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik ke depan,” ucapnya.




