Impor Minyak AS-Eropa Jadi Peluang, BULL Optimistis Hadapi 2026

idxchannel.com
7 jam lalu
Cover Berita

Prospek bisnis angkutan energi, khususnya kapal tanker minyak dan gas alam cair (LNG), masih akan menguat dalam beberapa tahun ke depan.

Impor Minyak AS-Eropa Jadi Peluang, BULL Optimistis Hadapi 2026 (Foto: dok BULL)

IDXChannel - PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) memandang prospek bisnis angkutan energi, khususnya kapal tanker minyak dan gas alam cair (LNG), masih akan menguat dalam beberapa tahun ke depan seiring perubahan besar pada peta perdagangan energi global.

Direktur BULL Wong Kevin mengatakan, perseroan telah melewati periode paling menantang saat pandemi covid-19 dan memanfaatkan beberapa tahun terakhir untuk melakukan konsolidasi bisnis. Hasilnya, BULL kini mulai merasakan manfaat dari perbaikan kondisi pasar.

Baca Juga:
BULL Tuntaskan Private Placement, Suntik Modal Rp253 Miliar ke Anak Usaha

“Market pada masa pandemi sangat challenging, tetapi kami sudah melakukan konsolidasi beberapa tahun terakhir sehingga bisa mulai menikmati improving market,” ujar Wong Kevin dalam paparan public expose di keterbukaan informasi, Jumat (26/12/2025).

Menurutnya, peluang perbaikan kinerja di segmen tanker minyak masih terbuka lebar. Hingga saat ini, dampak dari kebijakan pengurangan kecepatan kapal maupun potensi perang tarif global belum sepenuhnya terasa karena implementasinya masih tertunda. 

Baca Juga:
Siapa Pemilik Saham BULL? Perusahaan Kapal Tanker Migas, Simak Info Pemiliknya

Namun, jika kebijakan tersebut mulai berlaku, dampaknya diperkirakan akan menyerupai perubahan jalur perdagangan energi yang terjadi setelah konflik Rusia-Ukraina.

Kevin mencontohkan, perubahan pola impor minyak Indonesia. Jika sebelumnya Indonesia banyak mengimpor minyak dari Singapura dengan waktu tempuh hanya dua hingga tiga hari, kini beralih ke Amerika Serikat (AS) sehingga membuat waktu pelayaran melonjak menjadi 45-50 hari sekali jalan.

Baca Juga:
BULL Kedatangan Kapal LNG Pertama, Siap Beroperasi pada 2026

“Kalau sebelumnya butuh sekitar 10 kapal, ke depan bisa memerlukan jauh lebih banyak kapal. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Eropa, Korea, Jepang, dan negara lainnya,” kata dia.

Kevin menambahkan, Eropa telah berkomitmen untuk membeli energi dari Amerika Serikat senilai USD750 miliar. Volume besar tersebut akan mendorong permintaan kapal tanker minyak dan gas secara signifikan, meskipun dampaknya baru akan terlihat secara penuh pada tahun depan.

Baca Juga:
Buana Lintas Lautan (BULL) Beberkan Empat Strategi Transformasi Bisnis

Sentimen positif juga datang dari sisi geopolitik. Kebijakan Amerika Serikat yang semakin keras terhadap Venezuela berpotensi mengurangi pasokan minyak global hingga sekitar 1 juta barel per hari. Kondisi ini justru membuka peluang bagi kapal-kapal non-sanksi, termasuk armada BULL, untuk mengangkut pasokan minyak tersebut.

“Kebutuhan pengangkutan minyak dunia akan meningkat lebih dari 1 juta barel per hari. Ini akan sangat berdampak pada permintaan kapal tanker,” katanya.

Dalam satu hingga dua bulan terakhir, tarif sewa kapal tanker minyak tercatat melonjak hampir 100 persen. Meski demikian, dampak penuh terhadap kinerja keuangan perseroan diperkirakan baru akan tercermin pada 2026.

Tak hanya tanker minyak, prospek kapal LNG juga dinilai sangat menjanjikan. Kevin memperkirakan, dalam tiga hingga empat tahun ke depan, volume LNG yang diangkut oleh kapal tanker global akan meningkat 70-80 persen menjadi lonjakan terbesar dalam sejarah industri LNG.

Perubahan jalur perdagangan LNG diperkirakan semakin drastis mulai 2026 hingga awal 2027, seiring rencana Uni Eropa menghentikan seluruh impor LNG dari Rusia. Saat ini, Eropa masih mengimpor sekitar 51 miliar meter kubik LNG, dengan separuhnya disalurkan melalui pipa.

“Ke depan, LNG yang sebelumnya hanya butuh dua sampai tiga hari perjalanan akan memutar hingga 20-40 hari. Selain itu, LNG yang sebelumnya lewat pipa kini harus diangkut dengan kapal,” tuturnya.

Kondisi tersebut diyakini akan memberikan dampak substansial terhadap permintaan kapal LNG dan kinerja keuangan BULL mulai tahun depan.

Untuk menangkap peluang tersebut, BULL juga akan lebih agresif mengikuti tender proyek FPSO, FSO, dan FSRU. Proyek-proyek ini dinilai tidak hanya berpotensi meningkatkan laba, tetapi juga membangun fondasi kontrak jangka panjang yang solid guna menjaga stabilitas kinerja keuangan.

“Dengan basis kontrak yang stabil, kami lebih yakin bisa terus berkembang di segmen tanker minyak dan LNG. Kami sangat excited menatap 2026 dan seterusnya,” kata Kevin.

(DESI ANGRIANI)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bali Tetap Ramai Wisatawan di Libur Nataru 2025, Kunjungan Turis Asing Tembus 6,8 Juta
• 16 jam lalupantau.com
thumb
Lalin ke Bundaran HI Padat, Habiskan Libur Natal di Mal Masih Jadi Pilihan
• 18 jam lalukumparan.com
thumb
Wawali Surabaya Minta Polisi Tangani Kasus Pengusiran Nenek Elina
• 17 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Pertumbuhan Ekonomi Melesat, Investasi Bergeliat
• 22 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Polri Kebut Identifikasi Jenazah Korban Bencana Sumatera
• 18 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.