Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Sumatera Barat
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melakukan peninjauan langsung ke sejumlah satuan pendidikan terdampak banjir bandang di Provinsi Sumatra Barat guna memastikan layanan pembelajaran tetap berjalan pascabencana. Kunjungan tersebut dilakukan oleh Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Manajemen dan Kelembagaan, Didik Suhardi, pada 24–25 Desember 2025.
Dalam kunjungannya, Didik menegaskan bahwa Kemendikdasmen telah menyalurkan berbagai bentuk bantuan sejak empat pekan terakhir sebagai bagian dari upaya pemulihan pendidikan. Bantuan diberikan secara bertahap dan disesuaikan dengan jumlah peserta didik terdampak serta tingkat kerusakan masing-masing sekolah.
“Bantuan yang disalurkan meliputi school kit, paket makanan dan minuman sehat, alat tulis, hingga tenda untuk ruang kelas darurat. Kami juga memberikan voucher bantuan tunai untuk mendukung pembersihan sisa material banjir di lingkungan sekolah,” ujar Didik dalam keterangan tertulis, Sabtu, 27 Desember 2025.
Ia menjelaskan, seluruh dukungan tersebut dirancang sesuai kebutuhan riil di lapangan, baik dari sisi jumlah siswa maupun kondisi bangunan sekolah. Kehadiran Kemendikdasmen, lanjutnya, bertujuan memastikan sekolah-sekolah terdampak dapat kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
“Bantuan juga mencakup bahan ajar, buku, kursi, serta sarana pendukung lain agar pembelajaran semester genap yang dimulai Januari mendatang dapat berjalan,” tambahnya.
Didik menyebut, untuk satuan pendidikan yang mengalami kerusakan berat dan berada di wilayah rawan bencana, relokasi menjadi opsi yang perlu dipertimbangkan. Ia mencontohkan Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Solok yang rusak total dan membutuhkan lokasi baru yang lebih aman.
“Kami berharap ada dukungan dari berbagai pihak, termasuk donatur, terutama terkait penyediaan lahan. Sementara untuk sekolah di bawah Kemendikdasmen, kami terus mengupayakan bantuan agar pembelajaran tidak terhenti,”jelasnya.
Sebagai solusi darurat, Kemendikdasmen juga menyiapkan kelas sementara berupa tenda pembelajaran. Sedikitnya tiga unit tenda akan segera dikirim ke sejumlah titik terdampak agar siswa dapat kembali belajar dalam waktu dekat.
“Insyaallah tenda segera tiba dan bisa langsung digunakan sehingga anak-anak dapat kembali mengikuti pembelajaran,”ungkapnya.
Upaya pemulihan pendidikan, kata Didik, tidak hanya difokuskan di Sumatra Barat, tetapi juga mencakup wilayah lain yang terdampak bencana seperti Sumatra Utara dan Aceh. Dalam sepekan terakhir, Kemendikdasmen telah menyalurkan sekitar 105 tenda darurat serta dukungan anggaran untuk pembangunan kelas sementara melalui kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala SDN 05 Batang Anai, Lisa Rifendi, mengungkapkan bahwa sekolahnya mengalami kerusakan berat akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi pada akhir November 2025.
“Air hampir mencapai atap, dan longsoran dari tebing belakang menghantam bangunan sekolah. Tujuh ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, serta satu unit rumah guru rusak parah. Saat ini hanya gedung perpustakaan yang tersisa, itu pun dalam kondisi rusak,”kata Lisa.
Meski demikian, Lisa mengatakan kegiatan pendidikan tetap diupayakan agar tidak terhenti. Ujian sekolah dilaksanakan menggunakan tenda darurat, dan pihak sekolah tengah menyiapkan kelas sementara agar pembelajaran semester dua dapat dimulai tepat waktu.
Ia menyampaikan apresiasi atas perhatian Kemendikdasmen.
“Kami sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan. Ini menjadi harapan besar agar kegiatan belajar mengajar bisa segera berjalan kembali,”lanjutnya.
Harapan serupa disampaikan Fatin Khaira Ummah, murid kelas V SDN 1 Muara Pingai, yang terdampak banjir. Ia berharap sekolahnya segera pulih agar proses belajar kembali normal.
“Kami ingin sekolah kami bisa kembali seperti dulu. Kami butuh perlengkapan belajar dan fasilitas agar bisa belajar dengan nyaman,”ucapnya.
Kunjungan tersebut menegaskan komitmen Kemendikdasmen untuk terus mendampingi pemerintah daerah dan masyarakat dalam memastikan hak anak atas pendidikan tetap terpenuhi, meski berada di tengah situasi bencana.
Editor: Redaktur TVRINews




