Jakarta: Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah berkomunikasi dengan Badan Ekspor Amerika Serikat (AS) terkait peluang investasi mineral kritis di Indonesia.
"Terkait critical mineral sudah ada pembicaraan Danantara dengan badan ekspornya di Amerika. Juga ada perusahaan Amerika yang sudah berbicara dengan perusahaan critical mineral di Indonesia. Jadi itu akses critical mineral yang disediakan oleh pemerintah," ujar Airlangga saat konferensi pers di Pondok Indah Mall (PIM) 1, dikutip Sabtu, 27 Desember 2025.
Airlangga menjelaskan, kerja sama Indonesia dan AS dalam sektor mineral kritis bukanlah hal yang baru. Contohnya, investasi perusahaan Amerika di sektor tembaga yang telah berlangsung sejak lama.
"Kita juga sudah memonitor salah satu critical mineral adalah cooper dimana perusahaan Amerika sudah invest sejak tahun 1967, yaitu Freeport McMorran. Jadi bagi Indonesia, critical mineral dan Amerika itu sesuatu yang sudah dijalankan," jelas Airlangga.
Baca juga: Sepakat dengan AS, RI Dapat Pengecualian Tarif Produk Unggulan
(Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di PIM 1. Foto: Metrotvnews.com/(Surya Mahmuda))
Demi terhindar tarif impor tinggi AS
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan AS direncanakan akan meneken kesepakatan dagang bilateral sebelum akhir Januari 2026. Perjanjian dagang itu akan langsung ditandatangani Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump.
Perjanjian tersebut diprediksi akan menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Indonesia akan memperoleh pengecualian tarif khusus bagi produk ekspor unggulan seperti kakao, kopi dan teh. Sementara AS akan mendapatkan akses mineral kritis RI seperti nikel, kobalt, dan tembaga. (Surya Mahmuda)



