Saat liburan kamu mungkin pernah memanfaatkan Wi-Fi publik atau wi-fi gratis yang disediakan otoritas bandara ataupun fasilitas publik lainnya. Jika iya, ada baiknya traveler mulai berhati-hati sekarang, sebab meski menggiurkan karena gratis dan tanpa biaya, ternyata ada bahaya yang mengintai di baliknya.
Otoritas Keamanan Transportasi AS (TSA) mengingatkan wisatawan untuk tidak sembarangan menggunakan jaringan Wi-Fi publik gratis saat musim liburan.
Dilansir Forbes, peringatan ini muncul seiring laporan Google yang menyatakan bahwa bahwa hampir semua pengguna smartphone berisiko menjadi korban serangan siber melalui pesan berbahaya, dan jaringan unencrypted atau tidak terenkripsi dengan baik yang mudah dieksploitasi hacker.
Selain rawan disadap, ancaman yang kini meningkat adalah serangan “evil twin” Wi-Fi atau jaringan palsu yang meniru nama hotspot resmi untuk menjebak pengguna.
Kasus Teranyar: Jaringan Palsu di Dalam PesawatPeringatan ini bukan sekadar teori. Polisi Federal Australia (AFP) baru-baru ini menjebloskan seorang pria yang membuat jaringan Wi-Fi palsu untuk mencuri data pribadi, termasuk meretas akun wanita dan mengambil materi sensitif.
Serangan itu bahkan dilakukan di dalam pesawat, ketika awak kabin menemukan jaringan mencurigakan yang meniru nama hotspot resmi maskapai saat penerbangan domestik.
Banyak pakar keamanan digital kerap menolak kekhawatiran soal Wi-Fi publik, karena sebagian besar data sudah terenkripsi. Namun, serangan evil twin bekerja dengan cara berbeda: bukan memata-matai data, melainkan membuat pengguna terkoneksi ke jaringan palsu yang dikendalikan hacker.
Menurut Kaspersky, setelah pengguna terhubung, semua data yang lewat dapat dilihat penyerang, termasuk login, pesan, hingga aktivitas online.
Serangan ini mudah dibuat hanya dengan ponsel dan perangkat lunak sederhana, serta jauh lebih umum terjadi di Wi-Fi publik, seperti bandara, hotel, kafe, hingga ridesharing hub.
Hati-hati Sebelum Menekan "Connect"Pakar keamanan Zimperium memperingatkan bahwa risiko meningkat saat bepergian. Traveler sering terburu-buru, multitasking, dan cenderung asal klik, sehingga lebih rentan terhubung ke jaringan berbahaya, seperti “Free Airport Wi-Fi” atau “Free Flight Wi-Fi”, yang sangat mudah dipalsukan dan sulit dipantau.
CISO Cyjax, Ian Thornton-Trump, bahkan pernah melihat jaringan Wi-Fi “Starbucks” dan “Subway” muncul secara misterius saat pesawat berada di ketinggian 35.000 kaki.
Meski menerima kritik karena peringatannya dianggap menakut-nakuti, TSA kini mendapat dukungan dari Google yang mengeluarkan imbauan serupa. Dengan musim liburan yang mulai berjalan, peringatan ini jadi makin relevan.




