EtIndonesia. Kasus kekerasan chengguan (petugas penertiban kota) yang menindas dan melukai warga kembali terjadi dan memicu kemarahan luas. Kali ini, seorang lansia di Fu’an tewas setelah ditabrak secara brutal oleh petugas chengguan.
Pernyataan resmi yang dinilai mengaburkan unsur kesengajaan justru menyulut amarah publik. Banyak warganet menilai tindakan tersebut disengaja dan mendesak hukuman berat bagi pelaku.
Menurut unggahan warganet di media sosial, seorang lansia di Fu’an terlibat cekcok mulut dengan petugas chengguan, lalu ditabrak hingga jatuh dan tak lama kemudian meninggal dunia.
Video yang beredar memperlihatkan seorang lansia berada di halte bus. Saat ia baru menuruni anak tangga, seorang petugas chengguan berseragam berlari dari jarak dekat dan menghantam tubuh korban dengan keras. Terdengar suara benturan “brak”, korban terjatuh telentang, bagian belakang kepala membentur tanah, sementara saksi di sekitar tampak terkejut dan berteriak.
福建老人遭城管暴力致死 引爆網怒
福建福安市一名老人於公交站台被城管猛力暴力衝撞倒地死亡。官方通報淡化涉事城管身份,稱「臨時工」,引發網友強烈不滿。
網友紛紛譴責涉事城管是故意,呼籲嚴懲。
網友:
✍️「明明是故意殺人犯,怎麼成了不小心」
✍️「通報少加了個『故意』」… https://t.co/Y8EgCMbqi8 pic.twitter.com/AJHt3nBJpx
Pada 25 Desember, jurnalis Xinhuanghe menghubungi Biro Manajemen Perkotaan Fu’an. Seorang petugas menyatakan kasus ini sedang ditangani dan pelaku disebut sebagai tenaga kontrak/harian. Pernyataan ini memicu reaksi keras warganet yang mempertanyakan, “Apakah ini akan kembali menjadi pola lama—tenaga kontrak dijadikan kambing hitam?”
Sejumlah komentar daring menyindir: “Dulu ‘tenaga kontrak memukul orang’, sekarang ‘tenaga kontrak menyebabkan kematian’. Seolah setiap kali ada masalah, cukup mengangkat label ‘tenaga kontrak’, maka institusi bisa cuci tangan.”
Komentar lain menegaskan:“Pelaku berseragam chengguan, melakukan tugas chengguan, tapi saat terjadi insiden malah ingin melempar tanggung jawab dengan alasan ‘tenaga kontrak’. Kepercayaan publik terkikis sedikit demi sedikit oleh dalih semacam ini.”
Pada 25 Desember, Biro Keamanan Publik Fu’an merilis keterangan resmi:
- 20 Desember 2025 pukul 09.23, Zheng Mouliang dan Wu Moufu terlibat adu mulut di Segitiga Pasar Yangtou, Fu’an.
- Zheng Mouliang menabrak Wu Moufu dengan tubuhnya hingga korban terluka.
- Wu Moufu meninggal dunia pada 23 Desember setelah perawatan medis gagal menyelamatkan nyawanya.
- Zheng Mouliang ditahan secara pidana atas dugaan penganiayaan dengan sengaja.
Namun, pernyataan ini kembali menuai kecaman. Warganet mempertanyakan mengapa status chengguan tidak disebutkan dan menilai identitas pelaku dikaburkan. Banyak yang menyoroti kecepatan dan kekuatan tabrakan dalam video, menyebutnya jelas kekerasan brutal yang membuat kepala korban menghantam tanah.
Kritik tajam pun bermunculan:
- “Mengapa bukan pembunuhan disengaja? Mengapa disebut ‘tidak sengaja’?”
- “Kurang satu kata: ‘disengaja’.”
- “Dengan kekuatan seperti itu, ini bukan sekadar penganiayaan, ini pembunuhan yang berujung kematian.”
Sebagian warganet bahkan mengecam lembaga chengguan sebagai “tak ada bedanya dengan preman”, “penjahat berseragam”, dan menyerukan agar organisasi ini dibubarkan. (Jhon)





