Patung Macan Putih di Kediri Bikin Geleng-geleng, Anggarannya Dipertanyakan

fajar.co.id
5 jam lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Patung macan putih di Kabupaten Kediri sukses membuat warganet garuk-garuk kepala. Itu karena bentuknya yang dianggap unik dan tidak realistis.

Lokasinya berada di Desa Bolongjeruk, Kunjang. Di berbagai gambar, terlihat patung macan itu bercorak hitam putih.

Badannya tambun, lengkap dengan ekor bak macan sungguhan. Namun wajahnya menjadi sorotan, karena bentuknya yang terbilang jauh dari realistis.

Pertanyaan pun mencuat, terutama soal asal anggaran dan biaya pembangunannya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kediri, Agus Cahyono angkat suara. Dia mengatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah desa terkait.

Di situ diketahui, anggarannya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Tetapi dari urunan warga sekitar.

“Anggarannya dari urunan dan donatur masyarakat,” kata Agus dikutip dari Radar Kediri, Sabtu (27/12/2025).

Kenapa dibangun patung macan putih? Menurutnya, sesuai keterangan dari kepala desa, bentuk itu dipilih berdasarkan kepercayaan masyarakat Balongjeruk. 

Bahwa di Balongjeruk ada sosok sakral penunggu desa yang merupakan macan putih.

“Sosok sakral penunggu desa kepercayaan masyarakat Balongjeruk itu bukan Persik,” jelas Agus.

Sekretaris Desa Balongjeruk Ardan Setiadi mengatakan, pembangunan itu atas inisiatif warga. 

“Pengin opo to sing dadi ikon e Balongjeruk ben digawe tetenger lek pas menuju Balungjeruk? (Apa yang mau dijadikan ikon Balongjeruk agar bisa dibuat penanda kalau menuju Balongjeruk?),” ungkap Ardan yang menjelaskan alasan warga membangun patung tersebut. 

Setelah dilakukan rapat bersama warga desa, pemdes dan badan pengawas desa (BPD), ada usulan untuk membangun macan putih. Karena, mitos setempat, bahwa yang membersamai pembabat desa Balongjeruk adalah macan putih.

“Akhirnya Pak Kades menghendaki apa yang menjadi usulan masyarakat itu dengan konsekuensi akan membangun monumen dengan dana pribadi, Jadi tidak ada dana dari APBD baik DD, ADD, PBH, PAD insyaallah tidak ada,” jelasnya.

Setelah disepakati, akhirnya warga mencari tukang. Berdasarkan pengalaman, tukang yang dipilih pernah membuat patung garuda dan hasilnya bagus.

“Borongane nggih sekitar Rp 2 jutaan niku (borongannya pengerjaannya sekitar Rp 2 juta, Red),” jelasnya terkait biaya yang dikeluarkan warga.

Sementara bahan bangunannya berasal dari sumbangan kepala desa. Mengingat dia punya toko bangunan.

“Sing mboten dinyana-nyana kan ngoten niku (yang tidak disangka-sangka kan seperti itu). Sebelumnya bikin patung elang itu bagus. Kok pas bikin macan malah blendet,” terangnya.
(Arya/Fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Korlantas Polri Larang Kendaraan Sumbu Tiga Melintasi Jalan Tol Selama Libur Nataru 2025/2026
• 10 jam lalupantau.com
thumb
Kebijakan VoA 7 Hari di Bintan Dorong Pariwisata, Penerimaan Negara Turun tapi Lalu Lintas Wisatawan Naik Tajam
• 41 menit lalupantau.com
thumb
Ledakan di Masjid Suriah Tewaskan 8 Jemaah Alawi saat Salat Jumat
• 9 jam lalukumparan.com
thumb
Film Fiksi Ilmiah "Pelangi di Mars" Siap Tayang di Bioskop saat Libur Lebaran 2026
• 4 jam lalupantau.com
thumb
Indomobil (IMJS) Suntik Modal ke Anak Usaha Rp499,28 Miliar
• 22 jam lalubisnis.com
Berhasil disimpan.