KPK Hentikan Penyidikan Kasus Izin Tambang di Konawe Utara, Ini Alasannya

idxchannel.com
13 jam lalu
Cover Berita

Surat perintah penghentian penyidikan (SP3) pun telah diterbitkan. 

KPK Hentikan Penyidikan Kasus Izin Tambang di Konawe Utara, Ini Alasannya

IDXChannel - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghentikan kasus dugaan korupsi izin tambang di Konawe Utara. Surat perintah penghentian penyidikan (SP3) pun telah diterbitkan. 

"Benar, KPK telah menerbitkan SP3 dalam perkara tersebut," kata Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, Sabtu (27/12/2025). 

Baca Juga:
KPK Geledah Rumah dan Kantor Kajari HSU, Sita Dokumen dan Mobil

Budi menambahkan, alasan pihaknya menerbitkan SP3 dalam perkara yang disebut merugikan keuangan negara lantaran tidak menemukan kecukupan alat bukti. 

"Bahwa tempus perkaranya adalah 2009, dan setelah dilakukan pendalaman pada tahap penyidikan tidak ditemukan kecukupan bukti," katanya. 

Baca Juga:
KPK Buka Peluang Panggil Istri Ridwan Kamil Atalia Praratya di Kasus BJB

"Sehingga KPK menerbitkan SP3 untuk memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak terkait," lanjutnya. 

Kendati demikian, KPK membuka diri jika ada pihak yang mempunyai informasi terkait dugaan tindak pidana korupsi tersebut. 

"Kami terbuka, jika masyarakat memiliki kebaruan informasi yang terkait dengan perkara ini untuk dapat menyampaikannya kepada KPK," kata dia. 

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Aswad sebagai tersangka pada 3 Oktober 2017. Aswad Sulaiman selaku Bupati Konawe Utara periode 2007-2009 dan 2011-2016 diduga telah menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Aswad Sulaiman disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Indikasi kerugian keuangan negara terkait kasus tersebut sekurang-kurangnya Rp2,7 triliun yang berasal dari penjualan hasil produksi nikeI yang diduga diperoleh akibat proses perizinan yang melawan hukum.

Selain itu, Aswad Sulaiman selaku pejabat Bupati Konawe Utara periode 2007-2009 diduga telah menerima uang sejumlah Rp13 miliar dari sejumlah perusahaan yang mengajukan izin kuasa pertambangan kepada Pemkab Konawe Utara. Indikasi penerimaan terjadi dalam rentang waktu 2007 sampai dengan 2009.

(Nur Ichsan Yuniarto)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bawa BRImo Keliling Dunia: Kemudahan Transaksi QRIS Lintas Negara
• 17 jam lalukumparan.com
thumb
Florian Wirtz cetak gol perdana, Liverpool kalahkan Wolves 2-1
• 1 jam laluantaranews.com
thumb
Catat! Jadwal Car Free Night di Puncak saat Malam Tahun Baru
• 11 jam laludetik.com
thumb
Hartanya Dibidik KPK, Ini Daftar Aset Ridwan Kamil
• 6 jam lalumetrotvnews.com
thumb
KSOP menutup sementara pelayaran ke Pulau Padar dan Pulau Komodo TNK
• 14 jam laluantaranews.com
Berhasil disimpan.