Bisnis.com, MALANG — Sampai dengan akhir bulan November 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang telah mengadakan 135 kegiatan kegiatan edukasi dan sosialisasi perlindungan konsumen dengan total peserta sebanyak 39.294 orang.
Kepala Kantor OJK Malang, Farid Faletehan, mengatakan dari aspek layanan konsumen, OJK Malang telah memberikan 2.324 layanan konsumen yang terdiri dari 2.148 layanan pemberian informasi, 112 layanan penerimaan informasi, dan 64 layanan pengaduan.
"Layanan tersebut diberikan baik secara walk-in, melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen, maupun melalui kanal pelaporan OJK lainnya seperti Whatsapp 081-157-157-157 dan telepon," kata Farid Faletehan seperti dikutip Sabtu (27/12/2025).
Dari jumlah layanan konsumen tersebut, 966 layanan terkait sektor perbankan dengan mayoritas topik pelaporan SLIK (26,50%); 486 layanan terkait fintech peer-to-peer lending dengan mayoritas topik fraud eksternal (29,42%); 378 layanan terkait perusahaan pembiayaan dengan mayoritas topik pelaporan SLIK (24,60%); serta 33 layanan terkait perusahaan asuransi dengan mayoritas topik permasalahan klaim (78,78%).
Secara nasional, sejak 1 Januari hingga 30 November 2025, OJK telah menerima 23.147 pengaduan terkait entitas ilegal.
Dari total tersebut, 18.633 pengaduan mengenai pinjaman online ilegal dan 4.514 pengaduan terkait investasi ilegal.
Baca Juga
- Pendapatan Premi Sektor Asuransi di Wilker OJK Malang Turun 14,15%
- Pemkot Malang Bakal Gelar Doa Bersama di Malam Tahun Baru 2026, Larang Pesta Kembang Api
- Penyaluran Kredit Perbankan di Malang Tembus Rp110 Triliun
Jumlah entitas ilegal yang telah dihentikan/diblokir oleh Satgas PASTI sejak 2017 sampai dengan 30 November 2025 adalah 14.006 entitas ilegal.
Sejak 1 Januari sampai dengan 30 November 2025 saja, Satgas PASTI telah menemukan dan menghentikan 2.263 entitas pinjaman online ilegal dan 354 penawaran investasi ilegal di sejumlah situs dan aplikasi yang berpotensi merugikan masyarakat.
Satgas PASTI menemukan nomor kontak pihak penagih (debt collector) pinjaman online ilegal dan telah mengajukan pemblokiran terhadap 2.422 nomor kontak kepada Kementerian Komunikasi dan Digital RI.
Selain itu, Satgas PASTI memonitor laporan penipuan di IASC dan menemukan sebanyak 61.341 nomor telepon yang dilaporkan oleh korban penipuan dari November 2024 sampai dengan 30 November 2025.
Menindaklanjuti hal tersebut, Satgas PASTI telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital RI untuk memblokir nomor yang dimaksud.
Sejak peluncuran pada November 2024 hingga 30 November 2025, IASC telah menerima 373.129 laporan yang terdiri dari 202.426 laporan disampaikan oleh korban melalui Pelaku Usaha Sektor Keuangan (bank dan penyedia sistem pembayaran) yang kemudian dimasukkan ke dalam sistem IASC, sedangkan 170.703 laporan langsung dilaporkan oleh korban ke dalam sistem IASC.
"Jumlah rekening dilaporkan sebanyak 619.394 dan jumlah rekening sudah diblokir sebanyak 117.301. Sejauh ini, total kerugian dana yang telah dilaporkan sebesar Rp8,2 triliun dan total dana korban yang sudah diblokir sebesar Rp389,3 miliar. IASC akan terus meningkatkan kapasitasnya mempercepat penanganan kasus penipuan di sektor keuangan," katanya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai edukasi dan sosialisasi perlindungan konsumen yang terus dilakukan oleh OJK diharapkan dapat menghindarkan konsumen dari berbagai bentuk scamming pembiayaan maupun terhindar dari godaan lifestyle yang cenderung eksesif, di mana sumber pembiayaannya melebihi batas kemampuan pendapatan, konsumen lebih bijak dalam menggunakan pendapatan untuk memenuhi lifestyle.
Hal yang tak kalah penting, kata dia, yakni OJK dapat melakukan survei kepuasan konsumen atas layanan yang diberikan, sehingga hasilnya dapat menjadi masukan terus untuk meningkatkan layanan secara berkelanjutan.
