Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melepas pengiriman bantuan kemanusiaan berupa 1.000 unit genset serta 3.000 unit kompor gas, lengkap dengan regulator dan selang, bagi warga terdampak bencana banjir di Aceh.
Pelepasan bantuan dilakukan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/12). Bantuan genset dikirim menggunakan pesawat Hercules Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), sementara bantuan kompor gas menggunakan pesawat kargo.
"Hari ini kami akan memberangkatkan 1.000 unit genset atas arahan Bapak Presiden. Kita tahu semua bahwa listrik, khususnya di Aceh, secara tegangan tinggi itu sudah terkoneksi baik dari backbone Sumatra maupun Arun, Bireuen, dan Nagan Raya itu semua sudah terkoneksi," jelasnya saat konferensi pers, Sabtu (27/12).
Meski sudah ada jaringan backbone tegangan tinggi, Bahlil menyebutkan jaringan tegangan rendah di beberapa kawasan Aceh belum tersedia, sehingga masih ada 224 desa di 10 kabupaten belum teraliri listrik.
"Ini terjadi karena infrastruktur yang belum selesai, sebagian daerah pun masih tergenang air. Dalam catatan kami, masih ada 224 desa di Provinsi Aceh yang belum teraliri listrik. Dari 224 desa itu, ada sekitar 10 kabupaten," ungkap Bahlil.
Perbaikan infrastruktur masih berproses di Aceh Tamiang, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Bahlil mengatakan, total rumah yang belum terjamah listrik mencapai 35.000 rumah.
Adapun bantuan 1.000 genset dari Kementerian ESDM memiliki daya 5-7 kVA. Setiap genset diharapkan bisa mengalirkan listrik untuk sementara kepada 7-10 rumah.
"Kami bicara sama PLN, karena data di desa mana, di rumah tangga yang mana, itu PLN yang tahu. Ada kurang lebih sekitar 35.000 rumah yang belum teraliri listrik sampai sekarang," kata Bahlil.
Di sisi lain, Bahlil juga memastikan kebutuhan BBM solar untuk mengaktifkan genset dapat terjaga dengan berkoordinasi dengan PT Pertamina Patra Niaga.
"Kami membuat tim terpadu dengan Patra Niaga, jadi langsung juga ini akan di-handle langsung oleh teman-teman Patra Niaga Pertamina yang akan memasok BBM-nya agar saudara-saudara kita yang kena musibah bisa cepat," tuturnya.
Sementara itu, Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Marsma TNI Erwin Sugiandi, mengatakan mengatakan total ada 5 pesawat Hercules yang disiapkan, masing-masing membawa 200 genset.
"Masing-masing pesawat membawa 200 genset. Hari ini akan langsung berangkat. Dua ke Lhokseumawe, dua ke Rembele, dan satu pesawat ke Banda Aceh," jelasnya.
Sementara itu, bantuan kompor gas yang dikirim berjumlah total 3.000 unit, terdiri dari berbagai merek. Sebanyak 2.000 unit kompor merek Miyako dengan berat dua kilogram per unit memiliki total berat 4.000 kilogram.
Selain itu, terdapat 930 unit kompor merek Niko yang dikemas dalam 93 dus, dengan berat masing-masing dus 15 kilogram sehingga total beratnya mencapai 1.395 kilogram.
Sementara itu, kompor merek Advance yang dikirim sebanyak 70 unit memiliki total berat 140 kilogram. Dengan demikian, keseluruhan bantuan kompor gas memiliki berat total sekitar 5.535 kilogram.
Selain kompor, bantuan juga dilengkapi dengan 3.000 unit regulator dan selang gas yang dikemas dalam 300 dus, tiap dus berisi 10 set regulator dan selang. Masing-masing dus memiliki berat sekitar delapan kilogram, sehingga total berat bantuan regulator dan selang mencapai 2.400 kilogram.
Secara keseluruhan, estimasi total berat bantuan kompor gas dan perlengkapannya yang telah dimuat ke dalam pesawat mencapai kurang lebih 7.935 kilogram atau hampir delapan ton.
