Drawing 16 Besar AFC Champions League Two: Upaya Bojan Hodak Bawa Persib Bandung Bersaing dengan Klub Cristiano Ronaldo Al Nassr

harianfajar
3 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, BANDUNG — Di tengah gemerlap nama besar dan modal nyaris tak terbatas klub-klub Asia Barat, Persib Bandung memilih berdiri dengan cara yang berbeda. Tanpa Cristiano Ronaldo, tanpa deretan bintang Eropa, dan tanpa sokongan dana minyak. Namun, di AFC Champions League Two 2025/2026, Persib masih berdiri—sebagai satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa.

Di balik keberanian itu, ada sosok Bojan Hodak.

Pelatih asal Kroasia tersebut kini membawa Persib Bandung ke fase 16 besar kompetisi kasta kedua Asia. Sebuah capaian yang secara statistik mungkin terlihat sederhana, tetapi secara konteks menjadi lompatan besar bagi sepak bola Indonesia. Persib melaju sebagai juara Grup G dengan 13 poin—hasil empat kemenangan, satu imbang, dan hanya satu kekalahan.

Persib mengalahkan Bangkok United dan Selangor FC, baik kandang maupun tandang. Mereka juga menahan imbang Lion City Sailors di laga pembuka, sebelum akhirnya kalah tipis di Singapura. Hasil itu cukup untuk menempatkan Persib di pot 1 babak 16 besar—sejajar dengan klub-klub elite Asia seperti Gamba Osaka, Al Wasl, Esteghlal, hingga Al Nassr.

Namun, prestasi di atas lapangan rupanya belum cukup mengubah persepsi.

Platform statistik Footy Rankings memprediksi peluang Persib menjadi juara hanya satu persen. Angka itu menempatkan Maung Bandung di urutan ke-12 dari 16 tim tersisa. Sebuah kontras tajam dengan Al Nassr yang dijagokan sebagai favorit utama dengan peluang 45 persen—nyaris setengah dari seluruh kemungkinan juara.

Al Nassr bukan sekadar klub. Ia adalah simbol kekuatan finansial baru Asia, diperkuat Cristiano Ronaldo, pemain dengan pengalaman lima gelar Liga Champions Eropa. Dalam logika statistik modern, pertandingan melawan klub seperti Al Nassr kerap diperlakukan sebagai formalitas: soal seberapa besar selisih gol, bukan siapa pemenangnya.

Di titik inilah Bojan Hodak bekerja melawan arus.

Bojan memahami betul bahwa Persib tak mungkin menandingi Al Nassr dalam hal kedalaman skuad atau nilai pasar pemain. Tetapi ia juga tahu, sepak bola Asia tak selalu dimenangkan oleh uang semata. Ada ruang kecil—sangat kecil—bagi tim dengan organisasi rapi, disiplin taktik, dan mental bertarung.

Sejak fase grup, Persib tampil sebagai tim yang pragmatis. Mereka tidak mendominasi penguasaan bola secara membabi buta. Sebaliknya, Bojan menekankan keseimbangan: garis pertahanan rapat, transisi cepat, dan efisiensi dalam menyelesaikan peluang. Persib tidak bermain indah untuk dipuji, tetapi bermain efektif untuk bertahan hidup.

Pendekatan itu membawa hasil. Persib bukan hanya lolos, tetapi menjadi juara grup—mengungguli klub-klub dengan pengalaman Asia lebih panjang. Sebuah fakta yang sering luput dari narasi pesimisme.

Bojan Hodak sendiri bukan pelatih yang gemar menjual mimpi. Dalam beberapa kesempatan, ia justru menurunkan ekspektasi publik. Baginya, tampil kompetitif di Asia adalah proses panjang, bukan proyek instan. Persib, kata Bojan, masih belajar membaca tempo, tekanan, dan atmosfer pertandingan kontinental.

Prediksi satu persen dari Footy Rankings tak sepenuhnya ia bantah. Namun, Bojan memahami satu hal penting: statistik tidak bermain di lapangan. Angka hanya mencerminkan kemungkinan, bukan kepastian.

“Dalam sistem gugur, satu pertandingan bisa mengubah segalanya,” begitu kira-kira filosofi yang ia tanamkan.

Persib kini berada di pot 1, tetapi tetap berpotensi bertemu lawan-lawan berat di 16 besar. Drawing yang akan digelar pekan depan akan menentukan apakah mereka harus berhadapan langsung dengan raksasa seperti Al Nassr, atau mendapat jalur yang relatif lebih bersahabat.

Apa pun hasil undian, Persib tahu posisi mereka: bukan unggulan, bukan favorit, dan bukan pusat perhatian. Justru di situ kekuatan mental mereka diuji.

Di tengah dominasi Asia Barat dan Jepang, keberadaan Persib di fase ini sendiri sudah menjadi pernyataan. Bahwa klub Indonesia bisa bersaing, meski belum diperhitungkan. Bahwa kerja sistematis dan konsistensi bisa membawa tim melampaui batas prediksi.

Cristiano Ronaldo mungkin menjadi simbol ketimpangan sepak bola Asia saat ini. Namun, Bojan Hodak dan Persib Bandung menawarkan narasi tandingan: tentang tim yang bertahan bukan karena kekayaan, melainkan karena ketekunan.

Peluang juara satu persen memang terdengar getir. Tetapi dalam sepak bola, satu persen adalah ruang kecil tempat kejutan lahir. Dan bagi Persib, sekecil apa pun ruang itu, mereka memilih untuk tetap berdiri di dalamnya—dan bertarung.

1. Al Nassr (Arab Saudi): 45%

2. Gamba Osaka (Jepang): 12%

3. Sepahan (Iran): 10%

4. Al Wasl (Uni Emirat Arab): 7%

5. Esteghlal (Iran): 5%

6. Al Hussein (Jordania): 4%

7. Pohang Steelers (Korea): 4%

8. Al Zawraa SC (Irak): 3%

9. Cong An Ha Noi (Vietnam): 2%

10. FK Arkadag (Turkmenistan): 2%

11. Macarthur FC (Australia): 1%

12. Persib Bandung (Indonesia): 1%

13. Tampines Rovers (Singapura): 1%

14. Ratchaburi FC (Thailand): 1%

15. Bangkok United FC (Thailand): 1%

16. Al Ahli SC (Qatar): 0,2%


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kenapa Kucing Oren Selalu Jantan? Ini Penjelasannya-Serius Ini Hewan?
• 6 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Kasus Ijazah Jokowi Berlanjut, Roy Suryo Tunjuk UI dan BRIN sebagai Uji Lab Forensik
• 9 jam lalukompas.tv
thumb
Musim Hujan Tiba, Perlu Jaminan Lahan Makam Aman dari Longsor
• 23 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Jadwal Layanan SIM Keliling di Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini 27 Desember 2025, Buka Setengah Hari!
• 11 jam laludisway.id
thumb
Inggris Larang Rebus Lobster dan Kepiting Hidup-hidup, Kenapa?
• 21 jam laluidntimes.com
Berhasil disimpan.