Sektor barang konsumen non-primer mencatat tren positif sepanjang 2025, terutama di paruh kedua.
IDXChannel - Sektor barang konsumen non-primer mencatat tren positif sepanjang 2025, terutama di paruh kedua.
Indeks IDXCYCLIC menguat sekitar 37,48 persen secara year-to-date per 24 Desember 2025.
Pada semester pertama, sektor ini cukup tertekan dan sempat melemah hingga belasan persen pada periode Januari-Juni 2025.
Tekanan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk pelemahan daya beli masyarakat. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang cukup tinggi juga menahan konsumsi barang sekunder.
Permintaan di sektor ini cenderung naik saat ekonomi kuat dan turun saat kondisi lesu. Orang cenderung menunda pembelian barang sekunder saat kondisi keuangannya kurang baik.
BI Rate mencapai 5,75 persen pada awal 2025, setelah sebelumnya berada di kisaran enam persen sepanjang 2024.
Namun, tren berbalik pada paruh kedua. Kinerja sektor ini menguat signifikan pada periode Juli-Desember 2025.
Indeks yang berada di level 825 pada awal Januari 2025 berhasil mendaki hingga ke level 1.148 pada akhir Desember 2025.
Pemangkasan BI Rate di paruh kedua menjadi salah satu penyebab utama. Angkanya turun menjadi 4,75 persen mulai September 2025.
Kinerja sektor barang konsumen non-primer melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks utama itu menguat 20,59 persen secara year-to-date.
Namun, kinerjanya di bawah sejumlah sektor lainnya. Sektor teknologi memcatatkan kinerja tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 143,55 persen.
Sektor industri bertengger di posisi kedua dengan pertumbuhann sebesar 103,75 persen. Di posisi ketiga, sektor infrastruktur menguat 71,3 persen secara year-to-date.
Sektor basic materials berada di posisi keempat, sementara sektor energi di peringkat kelima. Masing-masing tumbuh 61,34 persen dan 60,81 persen secara year to date.
Sektor properti (53,13 persen), transportasi (47,45 persen), dan kesehatan (47,69 persen) juga berada di atas IDXCYCLIC.
Di posisi paling bawah ada sektor keuangan dan konsumer non siklikal. Sektor keuangan hanya tumbuh 9,25 persen, sementara sektor barang konsumen primer merangkak naik 8,58 persen. (Wahyu Dwi Anggoro)





