Washington (ANTARA) - Amerika Serikat menegaskan bahwa Polandia tidak akan menggantikan Afrika Selatan sebagai anggota G20, kata Sherpa (Utusan Khusus) G20 Rusia Svetlana Lukash kepada RIA Novosti pada Sabtu (27/12).
"Amerika Serikat kembali menegaskan bahwa Polandia tidak akan menggantikan Afrika Selatan, dan ini [keterlibatan Polandia dalam kerja G20] semata-mata keputusan Presiden [AS] Donald Trump," kata Lukash.
Pada 3 Desember, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Washington tidak akan mengundang Afrika Selatan (Afsel) ke pertemuan G20 selama kelompok itu dipimpin oleh AS.
Ia menuding Afsel melakukan diskriminasi terhadap warga Afrikaner — sebutan bagi keturunan bangsa pendatang, terutama Belanda, di negara Afrika itu.
Rubio juga menilai saat memimpin G20, Afsel lebih menyoroti isu perubahan iklim, keberagaman, inklusivitas, dan ketergantungan Afrika pada bantuan luar negeri, tetapi mengabaikan pandangan dan kepentingan AS.
AS resmi memegang presidensi G20 2026 sejak 1 Desember dan menggelar pertemuan perdana perwakilan negara-negara G20 di bawah kepemimpinannya pada 15–16 Desember.
KTT G20 akan digelar di Miami pada 14–15 Desember 2026.
Dalam konteks diplomatik, keanggotaan G20 bersifat tetap. Negara anggotanya tidak pernah diganti secara sepihak meski terjadi konflik atau krisis di negara tersebut. Rusia masih menjadi anggota G20 meski dijatuhi sanksi oleh Barat akibat konflik bersenjata dengan Ukraina.
Negara non-anggota seperti Polandia bisa dilibatkan sebagai negara tamu atau mitra kerja selama masa presidensi tertentu, tanpa mengubah komposisi keanggotaan tetap kelompok tersebut.
Kelompok itu kini beranggotakan 21 negara/blok regional, termasuk Indonesia dan Uni Eropa.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: AS coret Afrika Selatan dari pertemuan G20, picu polemik publik
Baca juga: Trump sebut tidak akan undang Afsel ke KTT G20 2026
"Amerika Serikat kembali menegaskan bahwa Polandia tidak akan menggantikan Afrika Selatan, dan ini [keterlibatan Polandia dalam kerja G20] semata-mata keputusan Presiden [AS] Donald Trump," kata Lukash.
Pada 3 Desember, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Washington tidak akan mengundang Afrika Selatan (Afsel) ke pertemuan G20 selama kelompok itu dipimpin oleh AS.
Ia menuding Afsel melakukan diskriminasi terhadap warga Afrikaner — sebutan bagi keturunan bangsa pendatang, terutama Belanda, di negara Afrika itu.
Rubio juga menilai saat memimpin G20, Afsel lebih menyoroti isu perubahan iklim, keberagaman, inklusivitas, dan ketergantungan Afrika pada bantuan luar negeri, tetapi mengabaikan pandangan dan kepentingan AS.
AS resmi memegang presidensi G20 2026 sejak 1 Desember dan menggelar pertemuan perdana perwakilan negara-negara G20 di bawah kepemimpinannya pada 15–16 Desember.
KTT G20 akan digelar di Miami pada 14–15 Desember 2026.
Dalam konteks diplomatik, keanggotaan G20 bersifat tetap. Negara anggotanya tidak pernah diganti secara sepihak meski terjadi konflik atau krisis di negara tersebut. Rusia masih menjadi anggota G20 meski dijatuhi sanksi oleh Barat akibat konflik bersenjata dengan Ukraina.
Negara non-anggota seperti Polandia bisa dilibatkan sebagai negara tamu atau mitra kerja selama masa presidensi tertentu, tanpa mengubah komposisi keanggotaan tetap kelompok tersebut.
Kelompok itu kini beranggotakan 21 negara/blok regional, termasuk Indonesia dan Uni Eropa.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: AS coret Afrika Selatan dari pertemuan G20, picu polemik publik
Baca juga: Trump sebut tidak akan undang Afsel ke KTT G20 2026



