tvOnenews.com - Masih ingat nama Kevin van Kippersluis? Pemain asal Belanda yang sempat digadang-gadang menjadi mesin gol Persib Bandung itu kini menjalani realita yang jauh berbeda dari bayangan masa lalunya.
Di usianya yang kini menginjak kepala tiga, Kevin harus menerima kenyataan bermain di liga amatir Belanda bersama HSV Wasmeer, jauh dari sorotan sepak bola profesional.
Kevin Bernard van Kippersluis, lahir pada 30 Juni 1993, pernah menjadi bagian dari proyek besar Persib Bandung pada paruh kedua Liga 1 2018.
- X @ardynshufi
Saat itu, Maung Bandung mendatangkannya dengan ekspektasi tinggi setelah penampilannya yang cukup menjanjikan bersama SC Cambuur di Liga 2 Belanda.
Bersama Cambuur pada musim 2017-2018, Kevin tampil impresif. Dari 31 pertandingan, winger kiri berambut pirang itu mampu mencetak 10 gol dan tujuh assist.
Statistik tersebut membuat pelatih Persib kala itu, Mario Gomez, tertarik memboyongnya ke Indonesia.
- Liga Indonesia Baru
Harapannya jelas. Kevin van Kippersluis diproyeksikan menjadi pembeda di lini serang Persib Bandung pada putaran kedua Liga 1 2018. Namun kenyataan di lapangan berkata lain.
Alih-alih tampil meledak-ledak, Kevin justru kesulitan beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Indonesia.
Dari 15 penampilan, ia hanya mampu menyumbang dua gol dan satu assist. Kontribusi tersebut dianggap belum memenuhi standar klub sebesar Persib Bandung.
Akhir musim menjadi titik balik kariernya. Kevin tak lagi masuk rencana tim untuk Liga 1 2019 dan harus angkat kaki dari Bandung. Sejak saat itu, perjalanan kariernya mulai berliku.
Dalam sebuah wawancara dengan media Belanda, Voetbal International, Kevin secara jujur mengakui penyesalannya memilih hijrah ke Indonesia di usia yang masih tergolong muda.
- X @Persib_world
“Saya pergi ke Indonesia terlalu cepat. Jika saya sudah di pengujung karier, mungkin ceritanya akan berbeda,” ucap Kevin.
Ia juga membandingkan gaya sepak bola Indonesia dengan Belanda yang menurutnya sangat berbeda.
“Saya merindukan sepakbola Belanda. Kehidupan saya bagus di Indonesia, tapi tidak dalam urusan sepakbola. Di Belanda permainan lebih ke arah taktikal, di Indonesia tidak,” lanjutnya.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5074715/original/071322500_1735790812-afc_2.jpg)

