Meraup Rezeki di Long Weekend: Cerita Agung Bertahan Hidup Lewat Balon Gelembung

kumparan.com
3 jam lalu
Cover Berita

Libur Natal membawa Monumen Nasional (Monas) kembali ramai, Sabtu (27/12). Kawasan ikonik Jakarta itu dipadati pengunjung yang datang bersama teman, pasangan, hingga keluarga. Anak-anak berlarian di taman, sebagian sibuk berfoto di depan ornamen Natal yang dihiasi kelap-kelip lampu warna-warni.

Di antara riuh suara tawa dan kamera ponsel yang tak berhenti memotret, gelembung-gelembung bening beterbangan di udara. Ditiup perlahan, memantulkan cahaya lampu taman, lalu pecah satu per satu. Di balik gelembung itu, ada Agung (18), penjual balon gelembung yang memanfaatkan ramainya Monas saat long weekend Natal.

Ramainya Monas saat libur panjang membawa peruntungan bagi pedagang kecil seperti Agung. Tak jauh dari kerumunan itu, Agung menawarkan balon gelembung seharga Rp 10 ribu. Sederhana, tapi cukup menarik perhatian.

“Ya kesibukan saya jualan balon di sini,” kata Agung saat ditemui kumparan di kawasan Monas, Jakarta Pusat.

“Biasanya jualan ya kalau di sini lagi liburan di Monas, kadang-kadang di dekat Stasiun Kota gitu,” lanjutnya.

Bagi Agung, perbedaan hari biasa dan long weekend terasa jelas. Keramaian pengunjung berbanding lurus dengan pendapatan yang ia bawa pulang.

“Perbedaannya lebih baik kayak hari weekend kayak gini ya. Ramailah gitu, apalagi banyak anak kecil tadi tuh. Pendapatan saya kalau lagi liburan paling mentok-mentok 500 kalau nggak 600 (ribu),” tuturnya.

Sebaliknya, hari biasa jauh lebih sepi. Pendapatan itu menjadi sumber utama penghidupannya.

“Kalau hari biasa tuh ya paling kecil-kecilnya 200, 100 ribu lah. Paling kecil banget ya 50 ribu,” kata Agung.

Bertahan Hidup dari Balon Gelembung

Di usianya yang masih 18 tahun, Agung sudah tak lagi bersekolah. Ia mengaku terakhir bersekolah saat akan naik ke kelas 2 SMA.

“Kalau saya sudah enggak sekolah, saya cuma kayak bantu ayah aja buat bayar listrik, buat makan, ya gitu buat sehari-hari,” ucapnya.

Ia pun menceritakan balon gelembung yang ia jual awalnya diambil di pasar. Keuntungannya pun cukup besar.

“Kalau saya ambilnya tuh dari Pasar Pagi. Terus saya jualan sendiri gitu,” jelas Agung.

“Bersihnya kita ini aja, ambil modal dulu ya. 60 (ribu) kan modalnya itu sudah satu boks. Nah itu untungnya itu satu boksnya kan isinya 24, kita jual 10 ribuan. Untungnya itu ya lumayan banyaklah kita jual,” sambung dia.

Pilihan berjualan balon untuknya pun bukan tanpa alasan. Sebelumnya, ia sudah pernah berdagang telur gulung sejak berusia 8 tahun.

“Ya karena gini ya, saya kan pernah jualan telur gulung di Kota. Terus sudah penuh nih nggak ada tempat, ya saya mikir lagi supaya bisa buat menyambung hidup, jualan apa ya. Kepikir-pikir eh tiba-tiba ke balon,” ujarnya sembari tersenyum.

Di balik senyum yang ia tunjukkan saat melayani pembeli, Agung menyimpan secercah cerita pahit saat dirinya berdagang.

“Kalau saya itu membekas mah ada sih kayak sakit hati sama orang. Terus orang itu kayak jelekin saya tentang telur gulung saya, katanya pakai air inilah air itulah gitu. Padahal air saya itu air bersih gitu,” tuturnya lirih.

Di tengah keramaian libur Natal dan gemerlap lampu di Monas, gelembung-gelembung bening itu terus beterbangan, rapuh, singkat, namun menjadi sumber penghidupan bagi Agung dan keluarganya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Dari Nasi Padang sampai Blok M, VVUP Jatuh Cinta pada Jakarta
• 9 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Catat, Link Live Streaming Persebaya Vs Persijap Minggu Sore di GBT
• 9 jam laluberitajatim.com
thumb
Proyek Rumah Pompa Kedungpeluk Mengalami Deviasi 46 Persen
• 10 jam lalurealita.co
thumb
Kirim Alat Berat hingga Sembako ke Aceh Utara, Wakapolri: Akses Jalan Kunci Pemulihan Pascabencana
• 10 jam laluliputan6.com
thumb
Libur Nataru, Diskes Sulsel Perkuat Layanan Kesehatan di 9 Pos Terpadu. Ini Lokasinya
• 8 jam laluharianfajar
Berhasil disimpan.