Bisnis.com, BANDA ACEH — Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Aceh menghimpun donasi sebesar Rp1 miliar untuk membantu korban bencana di Aceh yang disalurkan dalam bentuk logistik, layanan kesehatan, hingga pendampingan psikososial.
Ketua Pos Koordinasi Tanggap Bencana Wilayah (Poskorwil) PW Muhammadiyah Aceh Sukri Karim mengatakan rekening donasi itu dibuka sejak akhir November 2025, bersamaan dengan pembentukan posko tanggap bencana.
“Sejak 28 November kita sudah mulai membentuk Poskorwil dan membuka rekening donasi. Sampai sekarang yang khusus Aceh saja, donasi yang sudah terkumpul sebanyak Rp1 miliar dari rekening Lazismu Aceh,” ujarnya.
Sukri Karim menjelaskan Lazismu Aceh menjadi pintu utama penghimpunan dana yang kemudian dikelola oleh Poskorwil PW Muhammadiyah Aceh. Dana tersebut selanjutnya disalurkan ke Pos Koordinasi Daerah (Poskorda) di tingkat kabupaten dan kota untuk diteruskan kepada masyarakat terdampak bencana.
Adapun bantuan yang disalurkan oleh PWM Aceh berupa kebutuhan dasar, seperti beras, minyak goreng, mi instan, dan berbagai kebutuhan pokok lainn sesuai kebutuhan warga di lokasi bencana.
Selain logistik, kata Sukri, Muhammadiyah juga mengirimkan tim medis ke sejumlah wilayah. Layanan kesehatan menjadi prioritas utama mengingat banyak warga terdampak yang membutuhkan penanganan medis pascabencana.
Baca Juga
- Peringatan 21 Tahun Tsunami Aceh, Ribuan Orang Gelar Doa Bersama di Masjid Raya Baiturrahman
- Asa Kembali Menyala, Pemulihan Aceh Tamiang Terus Berjalan
- Update Bencana Aceh Sumatra: Korban Jiwa 1.138, Perbaikan Jalan dan Jembatan Dikebut
“Untuk bantuan psikososial belum terlalu rutin. Masih mengutamakan bantuan kesehatan dan logistik. Alasannya karena Muhammadiyah memandang bahwa harus memenuhi kebutuhan dasarnya dulu,” ujarnya.
Sukri menyebut Muhammadiyah memberikan pendampingan psikososial secara bertahap di beberapa daerah yang kondisinya sudah lebih stabil. Pendampingan tersebut dilakukan seiring dengan pemulihan awal pascabencana.
Terkait status bencana, Muhammadiyah secara konsisten mengatakan bahwa kondisi yang terjadi sekarang adalah sebuah bencana nasional.
“Muhammadiyah sampai sekarang menilai bahwa bencana yang terjadi adalah bencana nasional. Walau pemerintah tidak menganggap sebagai bencana nasional, tetapi Muhammadiyah tetap berkomitmen atas status bencana nasional tersebut,” jelas dia.





