Kenali Risiko Aquaplaning Saat Hujan Deras di Jalan Tol

kumparan.com
2 jam lalu
Cover Berita

Periode libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru diwarnai dengan curah hujan yang cukup tinggi di beberapa daerah. Para pengguna kendaraan diimbau untuk waspada terhadap jalan licin, termasuk risiko aquaplaning.

OE Sales Manager Bridgestone Tire Indonesia, Ahmad Nuril mengatakan tidak sedikit pengguna kendaraan yang tidak paham atau bahkan tidak tahu sama sekali soal fenomena aquaplaning. Bisa menjadi bom waktu bagi siapa saja yang tidak waspada.

"Aquaplaning menciptakan ban kendaraan terangkat dari permukaan jalan akibat volume air yang tak mampu dibuang sempurna oleh alur pada tapak ban. Akhirnya sisa air tersebut memenuhi ruang lain, memaksa ban terangkat," buka Nuril kepada kumparan.

Nuril menambahkan, hal tersebut yang menjadi alasan mengapa pengemudi diwajibkan menjaga batas kecepatan di bawah batas rata-rata dari kondisi normal dan menerapkan jaga jarak dengan rumus 3 detik.

"Idealnya jaga kecepatan maksimal 60 km/jam dan patuh dengan menjaga jarak kendaraan di depannya. Genangan air umumnya timbul di sisi badan jalan, seperti lajur paling kanan atau kiri, maka paling pas lebih sering di lajur yang tengah," imbuhnya.

Risiko aquaplaning umumnya lebih terjadi pada saat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. Tandanya, kemudi mobil tiba-tiba seakan hilang kontak dengan permukaan jalan, saat ini terjadi belum tentu respons semua pengemudi sama.

"Pada momen tersebut kebanyakan pengemudi panik, berusaha menyeimbangkan kendaraan yang tengah hilang kendali. Kalau ternyata ada genangan air di depan dan tidak bisa menghindar, segera angkat kaki dari pedal gas (akselerator) dan pegang kemudi secara kuat," beber Nuril.

Karena kecepatan kendaraan tinggi, pengemudi jadi tidak memiliki waktu cukup untuk menghindar. Membiarkan mobil melintasi genangan air dengan teknik di atas dikatakannya dapat memperkecil dampak dari aquaplaning.

"Saat momen tersebut tidak perlu injak rem, biarkan mobil menerjang air. Efek aquaplaning tetap ada, namun saat deselerasi dengan melepas gas dan tanpa injak rem risiko dampaknya semakin kecil," terang Nuril.

Hal itu, lanjut Nuril, sekaligus mengingatkan kembali untuk semua pemilik kendaraan pentingnya pemeriksaan kondisi fisik ban. Seperti kondisi dinding dan permukaan tapak ban, hingga status tear wear indicator atau TWI.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
APBD DKI Jakarta 2026 Capai Rp81,32 Triliun, Begini Rinciannya
• 56 menit laluidxchannel.com
thumb
5 Shio yang Diprediksi Alami Perubahan Besar di Tahun Kuda Api 2026
• 18 jam lalukatadata.co.id
thumb
Jalur Puncak Tutup Total di Malam Tahun Baru, Simak Rekayasa Lalinnya
• 14 jam laluidntimes.com
thumb
Pertamina Pulihkan 12 Sumur & Pasok Air Bersih untuk Sanitasi Masyarakat Aceh
• 17 jam lalujpnn.com
thumb
Rajin Shalat Dhuha Kok Belum Melancarkan Rezeki? Ustaz Adi Hidayat Menjawab
• 23 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.