JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan perbedaan status tanggap darurat dan transisi darurat pada penanganan bencana Sumatera.
Dia mengatakan, per Sabtu (27/12/2025), sudah ada 19 kabupaten/kota di Sumatera yang menetapkan status transisi darurat ke pemulihan.
"Saat daerah masih pada status tanggap darurat, ada dua komponen penting prioritas yang dilakukan, pertama pencarian-pertolongan korban, kemudian pemenuhan kebutuhan logistik warga yang terdampak. Di samping itu tentu saja pembukaan akses jalan, pemulihan sektor komunikasi, dan pemenuhan sektor energi dan air bersih," jelasnya dalam konferensi pers pada Sabtu, dipantau dari Breaking News KompasTV.
Sedangkan pada saat transisi darurat, kata Muhari, aspek-aspek yang dilakukan pada saat tanggap darurat masih terus dilakukan, tetapi ada yang mulai dikurangi prioritasnya.
Baca Juga: Update Bencana Sumatera per 27 Desember 2025, BNPB: Korban Jiwa 1.138 Orang
"Misalkan untuk aspek pencarian dan pertolongan, di titik-titik tertentu mungkin prioritas pencarian sudah mulai dikurangi, karena seperti tadi, kemungkinan ditemukannya jasad di pusat-pusat permukiman aktivitas warga itu sudah semakin kecil," terangnya.
Ia menambahkan, pada masa transisi darurat, pemerintah bersama pemerintah daerah juga mulai menyiapkan langkah-langkah fase awal rehabilitasi dan rekonstruksi.
"Salah satunya adalah pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap)," ujarnya.
"Berjalan dilakukan pembersihan kawasan, pembersihan lingkungan, dan revitalisasi infrastruktur."
Penulis : Tri Angga Kriswaningsih Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV
- tanggap darurat
- transisi darurat
- bencana sumatera
- bnpb
- banjir sumatera
- banjir aceh




:quality(80):format(jpeg)/posts/2025-12/28/featured-d3db7879d08aa2f03f12404a96ad940c_1766879744-b.jpg)
