Jakarta, VIVA – Rasulullah SAW merupakan teladan utama bagi umat Islam dalam setiap aspek kehidupan, tidak hanya dalam beribadah tetapi juga dalam menjalankan aktivitas ekonomi. Sebagaimana diketahui bahwa Rasulullah merupakan seorang pedagang yang sukses jauh sebelum diangkat menjadi nabi.
Rasulullah SAW menunjukkan bahwa keberhasilan usaha tidak hanya ditentukan oleh kecerdikan, tetapi juga oleh integritas dan nilai moral. Keteladanan inilah yang menjadikan prinsip bisnis ala Rasulullah SAW relevan lintas zaman dan layak dijadikan panduan bagi pelaku usaha yang ingin meraih kesuksesan sekaligus keberkahan.
Prinsip bisnis yang diajarkan Rasulullah SAW tidak hanya relevan untuk umat Islam, tetapi juga selaras dengan praktik ekonomi modern yang menjunjung etika, keadilan, dan keberlanjutan. Nilai-nilai tersebut dapat menjadi pedoman bagi pelaku usaha yang ingin meraih keuntungan sekaligus keberkahan.
Rasulullah SAW sebagai ersebut menegaskan bahwa kesuksesan usaha tidak hanya diukur dari besarnya keuntungan, tetapi juga dari nilai keberkahan yang menyertainya. Dikutip dari Zeed Sharia pada Minggu, 28 Desember 2025, berikut empat tips bisnis ala Rasulullah SAW yang dapat diterapkan dalam aktivitas perdagangan.
- http://rumpitekno.com
1. Meluruskan Niat
Rasulullah SAW mengajarkan tujuan berdagang tidak semata mengejar keuntungan materi, melainkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Bisnis yang dimulai dengan niat yang ikhlas diyakini akan menghadirkan keberkahan dalam setiap prosesnya.
Dari Rafi’ bin Khadij, Rasulullah SAW pernah ditanya tentang mata pencaharian terbaik. Beliau menjawab,
“Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang dilakukan secara jujur adalah mabrur (diberkahi).” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Allah SWT juga berfirman,
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah: 275).
Dua dalil tersebut menjadi dasar penting dalam menata niat berbisnis sesuai tuntunan Islam.
2. Menjaga Kejujuran dalam Setiap Transaksi
Kejujuran menjadi fondasi utama dalam membangun kepercayaan antara penjual dan pembeli. Nabi Muhammad SAW melarang praktik kecurangan, seperti mengurangi timbangan atau menyembunyikan informasi barang.
Nilai kejujuran ini tercantum dalam sebuah hadis yang menunjukkan keutamaan tinggi kedudukan pedagang yang jujur di sisi Allah SWT. Dalam HR. Ibnu Majah dan Ad-Daruquthni), dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:





