Dari Main PS hingga "English Day", Cara Prajurit Membunuh Waktu di Tengah Samudra

kompas.id
2 jam lalu
Cover Berita

Teriakan ”Gol!” dan gelak tawa memecah keheningan di ruang berkumpul KRI Semarang-594. Di layar televisi, pertandingan sepak bola sedang berlangsung sengit. Dua prajurit tampak terpaku pada layar sembari menggenggam erat stik PlayStation 4. Sementara rekan-rekannya, menunggu giliran untuk bermain.

Di luar ruangan itu, yang terdengar hanyalah deburan ombak Samudra Hindia dan deru mesin kapal perang. Namun, di dalam ruangan di Deck 3 dan Deck 4 ini, suasana riuh rendah memindahkan fokus mereka sejenak dari isolasi laut lepas ke ruang keluarga di rumah.

Bagi ratusan awak KRI Semarang, konsol gim bukan sekadar mainan. Itu adalah salah satu ”obat” paling mujarab untuk membunuh waktu dan menjaga kewarasan mental di tengah laut tanpa sinyal internet.

Tidak hanya di ruang berkumpul prajurit, fasilitas tersebut tersebar merata. Satu unit konsol PS 4 juga tersedia di ruang santai para perwira. Selera game mereka seragam, yakni sepak bola. Namun, ketika larut malam, permainan biasanya berganti menjadi petualangan atau aksi.

KOMPAS
KRI Semarang Tiba Salurkan Bantuan Kepada Korban

Komandan KRI Semarang Letnan Kolonel Agus Yunianto menyadari betul pentingnya waktu bersantai bagi prajurit. Dengan jadwal operasi yang padat dan nonstop, rasa jenuh adalah musuh yang nyata.

”Setelah jaga 4 jam, pasti ada rasa jenuh dan capek. Main PS, main musik, atau catur adalah cara mereka menghilangkan stres,” ujar Agus.

Bagi mereka yang ingin lari sejenak dari layar digital, geladak kapal menjadi tujuan. Saat sore hari, banyak prajurit yang memilih bersantai di area terbuka. Sekadar menikmati angin laut, melihat matahari terbenam, atau berbincang ringan dengan sesama awak kapal. Ini menjadi kemewahan tersendiri.

Setelah jaga 4 jam, pasti ada rasa jenuh dan capek. Main PS, main musik, atau catur adalah cara mereka menghilangkan stres.

Cara melepas penat yang sedikit berbeda Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) yang bertugas di KRI Semarang. Kamar mereka di dek 4 adalah ”zona suci” bagi para srikandi laut. Privasi dijaga ketat dan tempat tinggal mereka terpisah dari prajurit pria, bahkan hingga urusan mencuci pakaian (laundry) pun dipisahkan.

Di ruang privat tersebut, Serda Tsania Turrohmah dan rekan-rekannya melepas atribut kedinasan sejenak. Di tengah dominasi prajurit pria, kamar Kowal menjadi ruang aman untuk saling menguatkan. Selain menjaga mental lewat ibadah dan olahraga, kamar tersebut kerap berubah menjadi bioskop mini atau ruang santai untuk bermusik.

Baca JugaKomandan KRI Semarang, Operasi Itu Sangat Dinamis

”Kita main bareng dengan anggota yang lain, seperti nonton film atau main musik agar tetap terhibur,” ujar Tsania.

Kebersamaan tersebut tergolong krusial. Pasalnya, saat bertugas di luar kamar, Tsania memegang teguh batasan profesional. Interaksi dengan prajurit laki-laki dibatasi sebatas urusan pekerjaan, tidak lebih. Maka, tawa lepas saat menonton film bersama rekan sekamar itulah yang menjadi pengisi ulang energi sebelum kembali bertugas.

Cara melepas penat juga terjadi di ”jantung” logistik kapal. Di dapur yang panas, Serka Ilham dan timnya punya cara sendiri. Di sela-sela memasak 150 kilogram beras sehari menggunakan uap panas, musik tak pernah berhenti mengalun.

”Kita bawa happy saja. Sambil kerja, sambil bercanda, dengerin musik. Jadi enggak kerasa capeknya,” kata Ilham.

Bagi Ilham, menjaga mood tetap bahagia adalah bagian dari profesionalisme. Jika koki stres atau berada dalam mood yang jelek, taruhannya adalah rasa masakan yang bisa berubah jadi asin, yang ujung-ujungnya akan merusak moral satu kapal.

”English day”

Namun, tidak semua cara ”membunuh waktu” di KRI Semarang bersifat santai. Ada kalanya, hiburan itu datang dalam bentuk tantangan intelektual. Setiap hari Selasa, berlaku kebijakan berupa English Day. Seluruh prajurit untuk berbicara bahasa Inggris, tak peduli seberapa kacaunya tata bahasa mereka.

Baca JugaKRI Semarang Sandar di Nias, Salurkan Logistik hingga Toren Air

Don’t be shy to speak English. Grammar belepotan, no problem. Yang penting kalian berani cas cis cus,” ungkap Perwira Pelaksana (Palaksa) KRI Semarang Letkol Eko Prakoso saat apel pagi.

Perintah tersebut bukan tanpa alasan. KRI Semarang diproyeksikan untuk misi-misi internasional, termasuk rencana misi perdamaian ke Gaza, Palestina. Bagi Eko, bahasa adalah senjata kedua selain senapan.

Suasana kapal pun jadi sedikit berbeda tiap Selasa. Gelak tawa sering terdengar ketika senior dan junior saling bergantian bicara dengan bahasa inggris dan mengoreksi kosakata satu sama lain. ”Jangan diketawain kalau salah. Practice makes perfect,” tegas Eko.

Risiko prajurit

Segala bentuk hiburan, mulai dari PS 4 hingga belajar bahasa Inggris, pada akhirnya bermuara pada satu tujuan, yaitu menjaga moral prajurit tetap tinggi. Pasalnya, ritme penugasan KRI Semarang tergolong ekstrem.

Letkol Agus Yunianto mengungkapkan, para awak kapal baru saja menyelesaikan operasi panjang selama tiga bulan. Mereka hanya sempat sandar dan beristirahat sekitar satu minggu sebelum akhirnya diperintahkan berlayar kembali untuk misi kemanusiaan distribusi bantuan bencana.

Idealnya, terang dia, prajurit mendapatkan ”Dinas Hari Minggu” atau libur khusus usai operasi untuk berkumpul dengan keluarga. Momen tersebut yang sebenarnya menjadi pengisi ulang semangat paling ampuh. Namun, ketika panggilan tugas datang lebih cepat, prajurit harus rela memotong waktu liburnya dan kembali naik ke geladak.

”Tentunya ini sudah menjadi risiko kita sebagai seorang prajurit. Yang mau tidak mau, dengan kondisi apa pun, kita harus siap untuk berangkat,” kata Agus.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Camat di Sulsel Tewas Usai Perahu Terbalik Saat Kirim Bantuan
• 19 jam laludetik.com
thumb
Sosok Warren Buffett India, Sulap Rp975 Ribu Jadi Rp94 Triliun
• 15 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
5 Bahan Skincare untuk Jaga Kulit Tetap Sehat di Musim Hujan
• 5 jam lalubeautynesia.id
thumb
APBD DKI Jakarta 2026 Ditetapkan Rp 81,32 Triliun, Ini Fokus Utamanya
• 20 jam laluliputan6.com
thumb
West Ham Diminta Tinggalkan Stadion London jika Terdegradasi, tak Pantas Jadi Venue Campionships
• 3 jam laluharianfajar
Berhasil disimpan.