Bisnis.com, JAKARTA - Israel menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Somaliland, memicu kecaman keras dari Somalia yang menilai langkah itu sebagai serangan terhadap kedaulatannya.
Melansir Reuters pada Minggu (28/12/2025), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan, pihaknya akan segera menjalin kerja sama dengan Somaliland di sektor pertanian, kesehatan, teknologi, dan ekonomi.
Dalam pernyataannya, Netanyahu juga menyampaikan selamat kepada Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi, memuji kepemimpinannya, serta mengundangnya untuk berkunjung ke Israel.
Netanyahu menegaskan bahwa deklarasi tersebut sejalan dengan semangat Abraham Accords, yang diinisiasi mantan Presiden AS Donald Trump pada 2020 dan membuka hubungan diplomatik Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Menurut pernyataan resmi Israel, Netanyahu, Menteri Luar Negeri Gideon Saar, dan Presiden Abdullahi telah menandatangani deklarasi bersama pengakuan timbal balik.
Abdullahi menyatakan bahwa Somaliland akan bergabung dalam Abraham Accords sebagai langkah menuju perdamaian regional dan global. Ia menambahkan bahwa pemerintahnya berkomitmen membangun kemitraan, meningkatkan kesejahteraan bersama, serta mendorong stabilitas di kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Baca Juga
- Krisis Pengapalan Global Diperparah Kembalinya Bajak Laut Somalia
- Serangan Israel Tewaskan Komandan Hamas saat Gencatan Senjata, Trump Tegur Netanyahu
- Dukung Komunitas Yahudi Pascapenembakan Bondi Beach, Israel Kirim Tim Relawan ke Sydney
Namun, Pemerintah Somalia mengecam keras langkah Israel tersebut, menyebutnya sebagai tindakan melanggar hukum dan serangan langsung terhadap kedaulatan nasional. Somalia menolak segala bentuk pengakuan terhadap Somaliland.
“Pemerintah federal menegaskan akan mengambil langkah diplomatik, politik, dan hukum yang diperlukan sesuai hukum internasional untuk mempertahankan kedaulatan, persatuan, dan batas-batas yang diakui secara internasional,” demikian pernyataan kantor Perdana Menteri Somalia.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud melalui platform X menyebut pengakuan tersebut sebagai agresi ilegal dan bertentangan dengan norma hukum serta diplomasi internasional.
Uni Eropa turut menyerukan penghormatan terhadap keutuhan Somalia serta mendorong dialog konstruktif antara Mogadishu dan Somaliland guna menyelesaikan perbedaan yang sudah berlangsung lama.
Mesir menyatakan Menteri Luar Negeri Badr Abdelatty telah menghubungi menlu Somalia, Turki, dan Djibouti untuk membahas situasi yang mereka nilai berbahaya di Tanduk Afrika pasca langkah Israel tersebut.
Para menteri menegaskan dukungan penuh terhadap persatuan dan integritas teritorial Somalia serta memperingatkan bahwa pengakuan wilayah pemisah dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional.
Uni Afrika pun menolak segala bentuk pengakuan terhadap Somaliland dan kembali menegaskan komitmen terhadap keutuhan Somalia.
Nigeria dalam pernyataannya di X menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan yang dianggap melemahkan tatanan konstitusional Somalia, dan mendesak negara lain untuk tidak mengakui kemerdekaan wilayah mana pun dari Somalia.
Somaliland yang merupakan bekas protektorat Inggris telah menikmati otonomi efektif sejak 1991, ketika Somalia dilanda perang saudara. Meski relatif stabil, wilayah tersebut belum mendapatkan pengakuan internasional dari negara mana pun hingga langkah Israel hari ini.
Selama bertahun-tahun, Somalia secara aktif melobi komunitas internasional menolak pengakuan terhadap Somaliland.
Pemerintah Somaliland berharap langkah Israel akan membuka jalan bagi negara lain untuk mengikuti, sehingga meningkatkan posisi diplomatik serta akses pasar global.
Pada Maret lalu, baik Somalia maupun Somaliland membantah laporan adanya tawaran dari Amerika Serikat atau Israel untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke kawasan tersebut.





