Ancara Logistics (ALII) Masih Andalkan Batu Bara di 2026, Begini Proyeksinya

idxchannel.com
10 jam lalu
Cover Berita

ALII masih mengandalkan komoditas batu bara sebagai penopang utama kinerja perseroan pada 2026.

Ancara Logistics (ALII) Masih Andalkan Batu Bara di 2026, Begini Proyeksinya (Foto:

IDXChannel - PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) masih mengandalkan komoditas batu bara sebagai penopang utama kinerja perseroan pada 2026.

Direktur Ancara Logistics Rahul Nalin Rathod mengatakan, prospek tersebut seiring tingginya permintaan dari dua pelanggan inti sehingga volume produksi batu bara akan meningkat dalam beberapa waktu ke depan.

Baca Juga:
Aninditha Anestya Bakrie Jual 16,85 Juta Saham ALII, Ini Tujuannya

"Permintaan dari dua pelanggan utama kami masih menjadi motor pertumbuhan di 2026. Seiring peningkatan produksi mereka, kebutuhan jasa logistik batubara juga akan meningkat," ujar Rahul dalam paparan Public Expose di keterbukaan informasi, Kamis (25/12/2025).

Di sisi lain, perseroan terus menjajaki peluang diversifikasi ke komoditas non-batubara, seperti bauksit, nikel, dan mineral cair lainnya sebagai bagian dari strategi jangka menengah hingga panjang.

Baca Juga:
Ancara (ALII) Tuntaskan Akuisisi Saham ATS, Perkuat Fasilitas Logistik di Sungai Mahakam

“Upaya diversifikasi masih terus diupayakan sebagai bagian dari target jangka menengah dan panjang. Manajemen aktif melakukan penjajakan dengan berbagai pihak agar pergerakan ke arah diversifikasi dapat terealisasi lebih cepat,” tutur dia.

Terkait volatilitas harga komoditas, khususnya batu bara, ALII menilai fluktuasi harga merupakan dinamika pasar yang tidak dapat dihindari. Tarif angkutan perseroan berkaitan erat dengan pergerakan harga batu bara, sehingga tekanan harga berdampak langsung pada pendapatan.

Baca Juga:
Tambah Modal Ekspansi, ALII Guyur Anak Usaha Rp10 Miliar

Untuk memitigasi risiko tersebut, perseroan menempatkan pengelolaan biaya sebagai prioritas utama. Strategi better cost management menjadi kunci agar margin tetap terjaga di tengah tekanan harga maupun kondisi makroekonomi yang menantang.

“Dengan pengelolaan biaya yang optimal, perseroan masih memiliki ruang untuk melakukan improvisasi ketika bisnis batubara atau perekonomian global sedang tertekan,” kata Rahul. 

Di tengah tekanan global terhadap transisi energi hijau dan dekarbonisasi, manajemen ALII memandang batu bara masih memiliki peran strategis dalam bauran energi, khususnya di negara berkembang. 

Data Kementerian ESDM menunjukkan, sekitar 60-70 persen pembangkit listrik nasional masih bergantung pada batu bara. Kondisi serupa juga terjadi di China dan India, yang masih mengandalkan PLTU sebagai tulang punggung pasokan energi.

“Dalam pandangan manajemen, dalam 20 tahun ke depan batubara masih akan menjadi komoditas yang menarik dan menjanjikan di Indonesia,” ujar Rahul.

Rahul menambahkan, tekanan global terkait dekarbonisasi mulai bergeser ke arah yang lebih realistis. Beberapa kebijakan global terbaru, termasuk penangguhan proyek pembangkit listrik tenaga angin di Amerika Serikat, mencerminkan perubahan pendekatan terhadap transisi energi.

“Melihat dinamika tersebut, kami menilai tekanan persyaratan energi hijau tidak lagi sebesar sebelumnya. Ke depan akan ada pendekatan yang lebih pragmatis, khususnya di negara-negara berkembang,” katanya.

(DESI ANGRIANI)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Prabowo terima laporan Rosan soal hunian untuk pengungsi di Sumatera
• 23 jam laluantaranews.com
thumb
Farhan Pastikan Kebun Binatang Bandung Jadi Ruang Terbuka Hijau Publik
• 8 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Lovina Beach (STRK) dan Coco Bali Kembangkan Merek Minuman Baru untuk Pasar Ekspor
• 19 jam lalubisnis.com
thumb
Rano Karno sebut ketidakpuasan terkait UMP merupakan hal wajar
• 8 jam laluantaranews.com
thumb
Viral Lagi! Momen Heroik Triyaningsih Ngebut dari Posisi Buncit hingga Raih Emas SEA Games
• 10 jam laluviva.co.id
Berhasil disimpan.