Setelah Saham Konglomerat Melejit 2025, Ini Arah Rotasi Sektor 2026

bisnis.com
7 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham konglomerat mengalami peningkatan harga signifikan sepanjang tahun 2025. Lantas, dengan kenaikan ini, bagaimana peluang rotasi sektoral?

Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan sampai akhir tahun ini, mayoritas saham konglomerat sudah mengalami kenaikan tinggi sejak awal tahun 2025.

Price to earning tinggi dan price to book value beberapa masih rendah, sehingga peluang value play ada tapi secara jangka pendek kurang menarik,” ucap Sukarno awal pekan ini.

Untuk 2026, Sukarno melihat terdapat sejumlah sektor yang berpeluang mengalami pertumbuhan. Sektor-sektor potensial tersebut seperti infrastruktur dan transportasi yang didukung proyek pemerintah dan permintaan logistik.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Lalu sektor konsumer dan ritel yang mendapat dorongan dari konsumsi domestik. Kemudian sektor energi dan bahan dasar sensitif harga komoditas, yang menurutnya cocok untuk momentum trading.

Kiwoom Sekuritas juga melihat sektor properti masih undervalue, dengan bunga rendah dan proyek baru. Sektor terakhir yang menurut Kiwoom Sekuritas menarik dicermati pada 2026 adalah sektor telco dan digital yang menarik secara jangka panjang lewat monetisasi konten.

Baca Juga

  • Saham Konglomerat BRPT, DSSA, hingga DCII Anjlok Sepekan Bikin IHSG Loyo
  • Euforia Saham Konglomerat 2025: Lanjut atau Saatnya Rebalancing di 2026?
  • Deretan Konglomerat Penerima Cuan Dividen Interim Alamtri (ADRO) US$250 Juta

Adapun untuk strategi investasi pada 2026, Sukarno menyarankan untuk hold saham-saham yang sudah naik tinggi, kecuali terjadi koreksi.

“Fokus value atau momentum pada sektor favorit, dengan katalis utama pemulihan ekonomi, konsumsi stabil, bunga rendah, dan harga komoditas global,” kata Sukarno.

Sebagai informasi, melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejumlah saham konglomerat masuk dalam jajaran top leaders sejak awal tahun. Saham-saham tersebut seperti DSSA milik Grup Sinarmas, DCII afiliasi Otto Toto Sugiri dan Anthony Salim, BRPT milik Prajogo Pangestu, hingga BRMS dan BUMI afiliasi Grup Bakrie hingga Grup Salim.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Hasil Super League 2025: Borneo FC Takluk 2-3 atas Malut United, Pesut Etam Digusur Persib
• 1 jam lalurctiplus.com
thumb
CT ARSA Gelar Khitanan Massal Bagi 87 Anak Yatim Dhuafa di Muara Gembong
• 5 jam laludetik.com
thumb
Buruh Bakal Gelar Demo Tolak Penetapan UMP 2026 pada 29-30 Desember di Jakarta
• 13 jam lalukompas.com
thumb
Penduduk di Negara Ini Paling Jago Matematika, Tetangga RI Juaranya
• 3 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Aston Villa Permalukan Chelsea 2-1 di Stamford Bridge
• 11 jam lalusuarasurabaya.net
Berhasil disimpan.