Pangkas Biaya Produksi dan Opex, Kinerja INAF Berangsur Pulih

idxchannel.com
3 jam lalu
Cover Berita

INAF mencatatkan penurunan rugi bersih perseroan dari Rp166,48 miliar menjadi Rp127 miliar hingga September 2025.

Pangkas Biaya Produksi dan Opex, Kinerja INAF Berangsur Pulih (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT Indofarma Tbk (INAF) mengintensifkan langkah perbaikan kinerja keuangan seiring dengan penurunan rugi bersih perseroan dari Rp166,48 miliar menjadi Rp127 miliar hingga September 2025.

Direktur Utama INAF, Sahat Sihombing mengatakan, perseroan fokus pada pengendalian biaya secara ketat, terutama pada komponen biaya produksi dan sumber daya manusia (SDM). 

Baca Juga:
Indofarma (INAF) Perkuat Ekspansi Global, Ekspor Produk Farmasi ke Afghanistan

Menurutnya, efisiensi tidak hanya dilakukan melalui pemangkasan, tetapi juga lewat penataan dan penguatan kualitas SDM agar produktivitas meningkat dengan struktur biaya yang lebih sehat.

“Optimalisasi kami lakukan melalui program penataan dan penguatan SDM untuk memastikan proses produksi berjalan lebih efisien, sekaligus meningkatkan output yang dihasilkan,” ujar Sahat dalam paparan Public Expose di keterbukaan informasi, Kamis (25/12/2025).

Baca Juga:
Setahun Disuspensi, Indofarma (INAF) Kejar Pemulihan Bisnis demi Cegah Delisting

INAF juga memperkuat pengendalian biaya operasional (operating expenses/opex) dan harga pokok penjualan (HPP) melalui perbaikan proses bisnis serta peningkatan efisiensi rantai pasok, yang selama ini menjadi salah satu faktor penekan margin perseroan.

Selain itu, perseroan melakukan penyesuaian struktur organisasi agar lebih ramping sejalan dengan kebutuhan bisnis dan kondisi industri saat ini. 

Baca Juga:
Tren Rugi Berakhir, Indofarma (INAF) Optimistis Kejar Pertumbuhan Pendapatan 112 Persen di 2026

INAF juga menargetkan penurunan kerugian yang lebih signifikan melalui konsistensi penerapan efisiensi, optimalisasi pendapatan, serta penataan kewajiban secara berkelanjutan. 

"Sejalan dengan upaya tersebut, struktur organisasi perseroan turut dirampingkan agar lebih agile dan selaras dengan kebutuhan bisnis saat
ini," katanya.

Adapun pendapatan INAF turun 2,99 persen year-on-year (YoY) dari Rp137,87 miliar ke posisi Rp133,73 miliar per 30 September 2025. Penurunan pendapatan sejalan dengan melemahnya penjualan obat dan alat kesehatan perseroan.

Pada segmen obat, INAF hanya meraup Rp72,81 miliar turun 2,90 persen dan segmen alat kesehatan Rp60,91 miliar atau turun 3,10 persen.

Sementara itu, saham INAF telah disuspensi selama lebih dari satu tahun sejak 2 Juli 2024. Terakhir, harganya parkir di Rp126 per saham. 

Emiten farmasi milik negara itu masuk ke dalam daftar 55 perusahaan yang berpotensi delisting per 30 Juni 2025.

(DESI ANGRIANI)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Eminence Perluas Portofolio Hotel Bintang Lima, Lembang Dipilih sebagai Titik Ekspansi Strategis
• 2 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Libur Nataru Dorong Mobilitas-Konsumsi Masyarakat, Kerek Ekonomi Kuartal IV
• 13 jam lalukumparan.com
thumb
Banjir Seatap Rumah di Kalsel, 1.615 KK Kena Imbasnya
• 17 jam laludetik.com
thumb
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Juga Medan, Semarang, Makassar, dan Sejumlah Kota Lainnya
• 8 jam lalujpnn.com
thumb
5 Berita Terpopuler: Heboh, Insentif Guru Honorer 2026 Naik, Wali Kota Ini Angkat Bicara
• 9 jam lalujpnn.com
Berhasil disimpan.