Ibu, Penjaga Tenang di Tengah Gejolak Emosi Keluarga

kumparan.com
6 jam lalu
Cover Berita

Pernahkah kamu mendengar ungkapan, “dalam ketenangan yang diciptakan ibu, keluarga belajar memahami arti pulang yang sesungguhnya”. kalimat ini menggambarkan betapa besar peran ibu dalam membangun suasana emosional keluarga. Peran Ibu Dalam Menjaga Keseimbangan Emosional Keluarga sangat penting dan sulit untuk digantikan. Dalam kehidupan sehari-hari, ibu sering menjadi sosok yang paling dekat dengan anggota keluarga, terutama anak-anak. Ibu bukan hanya mengurus kebutuhan fisik, tetapi juga memberikan perhatian dan kasih sayang yang membuat keluarga merasa nyaman dan aman. Ketika terjadi masalah atau konflik di rumah, ibu biasanya menjadi orang pertama yang mendengarkan dan berusaha menenangkan suasana.

Bagaimana peran ibu dalam menjaga keseimbangan emosi keluarga?

Dalam keluarga memerlukan komunikasi yang baik, ini dimulai dengan ibu yang harus terbuka dengan anggota keluarga, terutama anak-anaknya. Ibu berperan sebagai pengelola emosi, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi pasangan dan anak-anak. Dengan sikap sabar, dan empati ibu dapat menciptakan suasana rumah yang aman sehingga anggota keluarga merasa dihargai dan dipahami. Menurut Utami, Vegestina, Nurhadi, Dwi, Siti, 2024, dalam jurnalnya yang berjudul “Peran Ibu Dalam Menjaga Keseimbangan Emosional Keluarga", Mengatakan bahwa anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dan alami di dalam keluarga, sehingga mereka diibaratkan sebagai radaryang peka terhadap sikap dan perilaku yang ada di sekitar mereka. Oleh karena itu penting bagi setiap anggota keluarga untuk menjaga keseimbangan emosionalnya, terutama ibu yang menjadi sekolah pertama bagi anaknya.

Tantangan yang dihadapi ibu dalam menjaga stabilitas emosi keluarga

Menjadi seorang ibu pasti banyak menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas emosi keluarga, terutama karena ibu memiliki peran yang kompleks. Ibu sering dihadapkan dengan tuntutan untuk selalu bersikap sabar dan mampu mengendalikan emosi. Dalam jurnal Morris, Silk, Steinberg, Myers, Robinson, (2007), yang berjudul “The role of the family context in the development of emotion regulation" yang menyatakan bahwa orang tua, khususnya ibu, berperan sebagai pusat regulasi emosi dalam keluarga, namun peran tersebut sering dijalankan di tengah tekanan emosional yang tinggi dan keterbatasan dukungan. Kondisi ini menunjukkan bahwa menjaga stabilitas emosi keluarga merupakan tantangan besar bagi ibu dan membutuhkan peran serta seluruh anggota keluarga.

faktor penyebab munculnya gejolak emosi dalam keluarga

Gejolak emosi dalam keluarga dapat muncul karena berbagai faktor. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya komunikasi yang baik antar anggota keluarga, sehingga sering terjadi kesalahpahaman dan konflik kecil . Selain itu, tekanan ekonomi juga menjadi faktor penting, terkadang masalah keuangan dapat menimbulkan stres yang memengaruhi kondisi emosional seluruh anggota keluarga. Dalam keluarga perbedaan karakter antar anggota bisa memicu konflik, terutama jika hal tersebut tidak disandingkan dengan sikap saling memahami. Kurangnya dukungan emosional juga dapat memperbesar ketegangan emosional di dalam rumah tangga. Hal ini sejalan dengan penelitian Conger dan Conger (2002), dalam jurnalnya yang berjudul “Resilience in midwestern families: Selected findings from the first decade of a prospective, longitudinal study" , yang menjelaskan bahwa tekanan ekonomi dan stres keluarga dapat meningkatkan konflik emosional serta menurunkan kualitas hubungan dalam keluarga, sehingga memicu ketidakseimbangan emosi di antara anggota keluarga.

Peran ibu dalam menjaga keseimbangan emosional keluarga bukanlah hal yang sederhana. Ibu tidak hanya menjalankan peran sebagai pengasuh, tetapi juga menjadi pengelola emosi, penenang suasana, dan tempat bersandar bagi anggota keluarga ketika menghadapi berbagai masalah. Namun, peran besar ini tentu tidak bisa dibebankan kepada ibu seorang diri. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dan kerja sama dari seluruh anggota keluarga agar keseimbangan emosional dapat terjaga dengan baik. Dengan saling memahami, berkomunikasi secara terbuka, dan menghargai peran ibu, keluarga dapat tumbuh menjadi lingkungan yang harmonis dan sehat secara emosional.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kapan Lebaran Iduladha 2026? Yuk Cek Jadwal libur dan Cuti Bersamanya
• 9 jam lalumedcom.id
thumb
Dolfie Jabat Ketua DPD PDIP Jateng 2025-2030, Anak Puan Jadi Wakil Ketua
• 5 jam laludetik.com
thumb
Update Ranking FIVB Timnas Voli Indonesia: Rivan Nurmulki Cs Masih Jadi King ASEAN, Megawati Hangestri dkk Terbawah di Asia Tenggara
• 11 jam lalutvonenews.com
thumb
Era AI di Inggris: Mesin Pertumbuhan Ekonomi dan Lapangan Kerja Masa Depan
• 3 jam lalugenpi.co
thumb
Modus Kadinsos Samosir Korupsi Dana Bantuan Bencana Rp 1,5 M
• 2 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.