Israel menjadi negara pertama yang mengakui Somaliland sebagai negara berdaulat, Jumat (28/12), memicu kecaman negara-negara Arab dan OKI yang menilai langkah itu mengancam kedaulatan Somalia serta stabilitas kawasan Tanduk Afrika.
Arab Saudi menyatakan bahwa keputusan Israel itu memperkuat tindakan separatis sepihak dan bertentangan dengan hukum internasional.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan dukungan penuh Kerajaan terhadap kedaulatan Somalia, persatuan nasional, dan integritas teritorialnya.
Riyadh juga menolak segala upaya untuk memaksakan entitas paralel yang dinilai dapat merusak stabilitas Somalia, serta menegaskan dukungannya terhadap lembaga-lembaga negara yang sah di negara tersebut.
Palestina turut menentang pengakuan Israel atas Somaliland, dengan menyebutnya sebagai ancaman bagi keamanan Arab dan kawasan.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyatakan dukungan penuh terhadap persatuan, kedaulatan, dan kemerdekaan politik Somalia sesuai dengan hukum internasional, konsensus Arab dan internasional, serta resolusi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Kementerian tersebut memperingatkan bahwa pengakuan terhadap Somaliland atau langkah apa pun yang melegitimasi pemisahan diri akan melemahkan stabilitas dan kedaulatan Somalia. Disebutkan pula bahwa langkah tersebut sejalan dengan upaya Israel yang lebih luas untuk menggoyahkan perdamaian regional dan internasional.
Kementerian itu juga mengungkapkan bahwa Israel sebelumnya pernah mengusulkan Somaliland sebagai tujuan relokasi warga Palestina, khususnya dari Jalur Gaza.
Mesir menyatakan tengah berkoordinasi dengan mitra-mitra regional untuk menentang langkah tersebut.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Mesir menyebut Menteri Luar Negeri Badr Abdelatty telah melakukan pembicaraan via telepon dengan para mitranya dari Somalia, Turki dan Djibouti guna membahas perkembangan berbahaya di kawasan Tanduk Afrika terkait pengakuan Israel atas Somaliland.
Para menteri luar negeri tersebut sepakat untuk menolak dan mengutuk sepenuhnya pengakuan itu serta menegaskan dukungan penuh bagi persatuan, kedaulatan dan integritas teritorial Somalia.
Mereka juga menentang setiap tindakan sepihak yang berpotensi mengganggu stabilitas Somalia, memperingatkan bahaya preseden yang ditimbulkan oleh pengakuan kemerdekaan sebagian wilayah negara berdaulat, serta menekankan pentingnya penghormatan terhadap Piagam PBB dan hukum internasional.
Kuwait juga mengecam pengakuan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan yang melanggar hukum internasional.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Kuwait menegaskan kembali dukungan penuh terhadap kedaulatan Somalia atas seluruh wilayahnya serta dukungannya terhadap lembaga-lembaga negara yang sah.
Irak mengutuk langkah Israel itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara dan hukum internasional. Sebagai ketua sidang Liga Arab saat ini, Baghdad menilai pengakuan tersebut merusak persatuan Somalia dan mengancam stabilitas di kawasan Tanduk Afrika, serta menyerukan komunitas internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai praktik-praktik yang melanggar hukum.
Yordania juga menolak segala upaya untuk memaksakan entitas paralel yang dapat mengancam persatuan dan integritas wilayah Somalia. Amman menegaskan dukungannya terhadap lembaga-lembaga sah Somalia dan penolakannya terhadap tindakan yang membahayakan keamanan dan stabilitas negara tersebut, sebagaimana dilaporkan kantor berita negara Petra.
Qatar turut menyampaikan penentangan keras, menyebut pengakuan itu sebagai preseden berbahaya dan langkah sepihak yang melanggar hukum internasional serta merusak kedaulatan, persatuan, dan integritas teritorial Somalia.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Qatar menolak segala upaya untuk mendirikan atau memaksakan entitas paralel yang dapat mengganggu persatuan Somalia, serta menegaskan kembali dukungan penuh terhadap lembaga-lembaga sah Somalia dan upaya menjaga keamanan serta stabilitas negara tersebut.
Kementerian tersebut juga menyatakan bahwa Israel seharusnya mengakui Negara Palestina dan berupaya mengakhiri perang di Jalur Gaza, dengan menuding Israel telah merusak legitimasi internasional dan memicu ketidakstabilan kawasan.
Kementerian Luar Negeri Sudan menyatakan bahwa pengakuan Israel terhadap Somaliland merupakan preseden berbahaya yang merusak stabilitas dan keamanan seluruh kawasan.
Sudan menegaskan kembali dukungan penuhnya terhadap persatuan Republik Federal Somalia dan kedaulatan penuh negara tersebut atas seluruh wilayah serta perbatasan yang diakui secara internasional.
Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga menolak pengakuan Israel terhadap Somaliland, dengan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan, persatuan nasional, dan integritas teritorial Somalia.
OKI menegaskan kembali solidaritas penuh mereka dengan Somalia, termasuk dukungan terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan lembaga-lembaga negara yang sah.
Pada Jumat tersebut, Israel tercatat menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengakui Somaliland sebagai negara berdaulat.
Somaliland, yang belum memperoleh pengakuan internasional sejak mendeklarasikan kemerdekaan dari Somalia pada 1991, berfungsi sebagai entitas administratif, politik dan keamanan yang secara de facto berdiri sendiri.
Pemerintah pusat Somalia tidak memiliki kendali efektif atas wilayah itu, sementara kepemimpinan Somaliland belum berhasil mendapatkan pengakuan internasional atas klaim kemerdekaannya.
Pemerintah Somalia secara konsisten menolak mengakui Somaliland sebagai negara merdeka, memandangnya sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah nasionalnya, dan menilai setiap kesepakatan atau keterlibatan langsung dengan Somaliland sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan dan persatuan Somalia. (Anadolu/Z-10)




