Surabaya: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengambil langkah tegas terkait kasus perobohan rumah Nenek Elina Widjajanti, 80, di Dukuh Kuwukan, yang diduga dilakukan oleh oknum organisasi masyarakat (ormas). Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membentuk Satgas Anti-Preman untuk memastikan tidak ada ruang bagi aksi premanisme di Kota Pahlawan.
"Tidak boleh ada tindakan semena-mena di Surabaya. Siapa pun yang salah harus dihukum. Hukum harus ditegakkan tanpa kompromi,” tegas Eri, Minggu, 28 Desember 2025.
Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, saat menemuni nenek Elina Wijayanti. (Tangkapan layar video viral)
Dia menjelaskan, sebelum video perobohan rumah tersebut viral, pihak kecamatan telah lebih dulu bergerak dan melaporkan kejadian itu ke Polda Jawa Timur. Saat ini, kasus tersebut sepenuhnya berada dalam penanganan kepolisian.
"Saya akan berkoordinasi langsung agar kasus ini menjadi atensi khusus dan segera ada kepastian hukum,” ujar Eri.
Sebagai respons jangka panjang, Pemkot Surabaya bersama TNI dan Polri akan membentuk Satgas Anti-Preman yang melibatkan lintas elemen masyarakat, termasuk tokoh suku dan komunitas yang ada di Surabaya. Satgas ini disiapkan sebagai upaya pencegahan sekaligus penindakan terhadap praktik premanisme dan intimidasi berkedok apa pun.
“Insyallah kita siapkan wadah Satgas Anti-Preman di Pemkot Surabaya. TNI, Polri, dan seluruh elemen suku akan bergabung. Premanisme harus dihentikan dan dihilangkan dari kota ini,” kata Eri.
Baca Juga :
“Kita ini warga Surabaya. Apa pun latar belakang sukunya, jangan sampai terpecah belah. Kalau ada yang tidak benar, lawan dengan cara hukum, bukan kekerasan,” tegas Eri.
Terkait kondisi Nenek Elina, Pemkot Surabaya tengah melakukan asesmen menyeluruh terhadap kebutuhan korban. Selain bantuan fisik dan tempat tinggal, Pemkot juga menaruh perhatian besar pada pemulihan kondisi psikologis korban.
"Yang paling penting adalah kondisi psikisnya. Kami juga menguatkan warga sekitar. Surabaya kota besar, tapi jangan sampai kehilangan empati dan rasa kemanusiaan,” ujar Eri.
Eri juga mengimbau masyarakat agar tidak terpancing emosi atau melakukan aksi anarkis sebagai reaksi atas peristiwa tersebut. Ia meminta warga mempercayakan sepenuhnya proses hukum kepada aparat kepolisian, sambil tetap mengawal jalannya penegakan hukum.
“Mari kita jaga Surabaya bersama-sama. Kawal proses hukumnya sampai tuntas agar Nenek Elina mendapatkan keadilan,” pungkas dia.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5427463/original/032259100_1764389259-Tomas_Trucha_2.jpg)