REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pembahasan tentang semikonduktor menjadi relevan—bukan sebagai isu teknologi elitis, tetapi sebagai fondasi industrialisasi modern.
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Azis Subekti, menjelaskan mengapa pembahasan tersebut relevan. Dalam berbagai dokumen perencanaan nasional, pemerintah dan DPR telah berulang kali menegaskan bahwa masa depan ekonomi Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada ekspor bahan mentah dan konsumsi semata.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});- Tak Hanya Tentara, 600 Warga Israel Terancam Stres, Pemerintah Rogoh Kocek Hingga Rp 2 Kuadriliun
- Peta Suriah tanpa Dataran Tinggi Golan yang Diunggah Pemerintah Hebohkan Warganet Arab
- Pelan Tapi Pasti, Israel Menghadapi Kehancuran dari Dalam
RPJMN, kata dia, menempatkan transformasi ekonomi sebagai agenda utama, dengan tujuan membangun struktur ekonomi yang lebih produktif, mandiri, dan berdaya saing.
Arah ini, menurut Azis, sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi dengan industri maju, sumber daya manusia unggul, dan ketahanan ekonomi yang kuat.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}
Azis menjelaskan, semikonduktor adalah “otak” dari hampir seluruh aktivitas ekonomi saat ini. Chip ada di ponsel, kendaraan, mesin pabrik, hingga sistem layanan publik. “Ketika pasokannya terganggu, industri melambat, harga naik, dan lapangan kerja terancam,” kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (28/12/2025).
Dia menyebut krisis chip global 2020–2022 menjadi pengingat bahwa ketergantungan penuh pada impor komponen strategis bertentangan dengan arah RPJMN yang menekankan ketahanan industri nasional.
Azis megatakan dalam RPJMN ditegaskan bahwa pembangunan industri harus diarahkan pada pendalaman struktur industri dan peningkatan nilai tambah dalam negeri.
Menurut dia, ini berarti Indonesia tidak cukup hanya menjadi pasar atau perakit akhir, tetapi harus terlibat lebih dalam pada rantai nilai global. RPJMN juga menggarisbawahi pentingnya kehati-hatian fiskal dan kebijakan yang realistis.
“Karena itu, strategi semikonduktor Indonesia harus diarahkan pada penguatan segmen industri yang sesuai dengan kemampuan nasional,” kata Azis.
Azis menyatakan pendekatan ini selaras dengan Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya agenda untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional, mempercepat industrialisasi, dan menciptakan lapangan kerja berkualitas.
“Dalam kerangka tersebut, semikonduktor dipandang bukan sebagai simbol kemajuan teknologi semata, melainkan sebagai instrumen untuk memperluas basis industri dan memperkuat daya saing nasional,” ujar dia.
Dia mengatakan, fokus kebijakan diarahkan pada industri perakitan, pengujian, dan pengemasan semikonduktor, serta manufaktur elektronik dan komponen pendukung. Segmen ini lebih padat karya, lebih realistis secara investasi, dan terbukti mampu menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar.



