Ongen Ingatkan Risiko Banjir Berulang Jika Hulu Tak Dibenahi

jpnn.com
3 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI) Dr. Y. Paonganan atau Ongen menegaskan bahwa rehabilitasi pascabencana banjir bandang di Sumatera harus dimulai dari pembenahan wilayah hulu.

Dia menilai, upaya pemulihan yang dilakukan tanpa memperbaiki akar persoalan ekologis berisiko memicu bencana serupa dalam waktu dekat.

BACA JUGA: Ongen Desak Pemprov Tindak Tegas Gedung Tanpa SLF

Menurut Ongen, curah hujan ekstrem akibat badai siklon yang berlangsung selama beberapa hari telah memperparah kondisi kawasan pegunungan yang sebelumnya sudah mengalami deforestasi masif.

Vegetasi yang berfungsi sebagai penahan air alami tersapu banjir, sehingga daya serap tanah makin menurun.

BACA JUGA: Banjir di Aceh Timur, Ratusan Toko & Kios Rusak

“Area yang tersapu banjir kini menjadi sangat terbuka dan kehilangan sistem penahan air alami. Dalam kondisi ini, hujan dengan intensitas kecil sekalipun berpotensi kembali memicu banjir bandang,” ujar Ongen dalam pernyataan tertulis, Minggu (28/12).

Dia mengingatkan bahwa pembangunan kembali infrastruktur dan permukiman akan sangat berisiko jika dilakukan tanpa pembenahan menyeluruh di kawasan hulu dan daerah sapuan banjir.

BACA JUGA: Polemik Pandji Soal Toraja, Ongen: Adat Kami Penuh Cinta, Bukan Emosi

Menurutnya, rehabilitasi harus dilakukan secara bertahap dan berbasis kajian ilmiah.

Ongen mengusulkan penerapan teknologi penahan air sementara di wilayah hulu yang telah kehilangan vegetasi, seperti struktur buatan, turap, atau tanggul yang dirancang untuk mengendalikan aliran air menuju satu jalur sungai utama.

“Struktur ini bersifat sementara, setidaknya mampu bertahan 20 hingga 30 tahun sambil menunggu hasil reboisasi berfungsi optimal,” jelasnya.

Selain itu, dia menekankan pentingnya reboisasi secara massif, tidak hanya di wilayah terdampak di Sumatera, tetapi juga di kawasan hutan gundul lain di Indonesia yang memiliki potensi risiko serupa.

Rehabilitasi infrastruktur dan permukiman, kata dia, baru dapat dilakukan setelah kondisi ekologis dinyatakan aman.

Ongen menegaskan bahwa banjir bandang di Sumatera bukan bencana alam siklus jangka panjang, melainkan akibat langsung dari deforestasi.

“Tanpa pembenahan serius dari hulunya, kita hanya akan terus membangun ulang wilayah yang kembali terdampak banjir,” pungkasnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Liverpool vs Wolves: Florian Wirtz Bersinar di Anfield
• 11 jam lalumediaindonesia.com
thumb
BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Hujan Lebat Mengintai Luwu Utara, Enrekang, dan Selayar
• 11 jam laluharianfajar
thumb
Pendaftaran Kartu Layanan Gratis Dibuka Saat CFD Bundaran HI pada Minggu
• 21 jam lalukompas.com
thumb
Polisi Usut Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Situbondo
• 7 jam lalutvonenews.com
thumb
Prabowo Minta Progres Kampung Haji di Makkah dan Hunian Korban Bencana Dipercepat
• 20 jam lalurctiplus.com
Berhasil disimpan.