Satgas Pengendalian Harga Beras Beri Teguran Tertulis ke 987 Pengusaha

kumparan.com
4 jam lalu
Cover Berita

Pemerintah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras untuk menertibkan harga beras di peredaran agar sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sejak 20 Oktober 2025.

Gagasan besar ini termaktub dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 375 Tahun 2025.

Setelah dua bulan berjalan, Satgas telah melaksanakan 45.715 kegiatan pemantauan di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, serta memberikan teguran tertulis kepada 987 pelaku usaha perberasan.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa, menjelaskan kinerja yang dicapai merupakan hasil gotong royong secara sinergis.

"Dalam 2 bulan terakhir, kami telah menerapkan pengawasan intensif ke semua lini pelaku usaha perberasan. Ini supaya agar harga beras di masyarakat dapat lebih terkendali, karena sesuai arahan Bapak Kepala Bapanas bahwa pemerintah harus mampu menjadi pengendali harga, terutama untuk beras," kata Ketut dalam keterangannya seperti yang dikutip Minggu (28/12).

Pengawasan ini melibatkan mulai dari Bapanas, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Perdagangan (Kemendag), pemerintah daerah, dan Perum Bulog.

Menurut Ketut, hasil pemantauan Satgas Pengendalian Harga Beras di berbagai wilayah ini meredam harga beras medium dan premium di sebagian besar Zona HET.

"Termasuk Zona 3 telah ada penurunan harga, tapi masih perlu ada upaya lebih agar dapat mendekati HET, karena di sana ada tantangan geografis" tambah Deputi Ketut.

Harga Beras dan Premium Turun

Menurut catatan Satgas Pengendalian Harga Beras, rata-rata harga beras premium pada 20 Oktober 2025 secara nasional di Zona 1 masih di Rp 15.248 per kilogram (kg). Sementara Zona 2 dan 3 kala itu masing-masing berada di harga Rp 16.303 per kg dan 19.371 per kg.

"Namun, per 24 Desember [2025] rerata harga beras premium secara nasional di Zona 1 menurun ke Rp 14.828 per kg atau telah menurun 2,75 persen dibandingkan rerata harga per 20 Oktober [2025]," tulis rilis tersebut.

Kemudian Zona 2 menjadi Rp 16.025 per kg atau turun tipis 1,7 persen dan Zona 3 mencatatkan penurunan yang signifikan hingga 7,51 persen menjadi Rp 17.916 per kg.

Sementara untuk beras medium di Zona 1 masih berkisar di Rp 13.369 per kg, Zona 2 Rp 13.960 per, dan Zona 3 Rp 16.500 per kg.

Setelah Satgas Pengendalian Harga Beras memantau di lapangan, pada 24 Desember 2025, rata-rata harga beras medium Zona 1 menjadi Rp 13.067 per kg, Zona 2 Rp 13.735 per kg, dan Zona 3 Rp 15.566 per kg.

Mengenai strategi untuk mengatasi tantangan geografis di Zona 3 seperti Papua, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen, Syahardiantono, yang didapuk menjadi Ketua Pengarah Satgas menuturkan pihaknya telah membantu distribusi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Optimalisasi gudang filial telah dilaksanakan, sehingga distribusi ke daerah yang sulit terjangkau mulai dapat diatasi. Gudang filial adalah gudang tambahan atau sewaan yang digunakan oleh perusahaan besar seperti Bulog atau BUMN.

"Tentu kita sadari biaya angkut transportasi beras di Papua bisa cukup tinggi, bahkan bisa dua kali lipat. Ini karena kondisi geografis dan topografi dengan kontur pegunungan, sehingga akses moda transportasi yang dapat menembus itu sangat terbatas," ungkap Komjen Syahardiantono.

Hingga kini Satgas berupaya membantu distribusi beras SPHP ke 32 gudang filial yang tersebar di Papua Raya.

"Harapannya masyarakat Papua Raya dapat menikmati beras SPHP sesuai harga yang telah ditetapkan untuk Zona 3 yakni Rp 13.500 per kilogram," ujarnya.

Pada 19 Oktober sebelum Satgas terbentuk, realisasi beras SPHP untuk Bulog regional Papua Barat masih berada di angka 11.162 ton.

Setelah ada dukungan pendampingan Satgas, realisasi sampai 24 Desember meningkat eksponensial sebesar 71,35 persen menjadi 19.126 ton.

Kepala Bapanas yang juga Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menuturkan berkat kolaborasi apik dari seluruh pihak yang terlibat dalam Satgas, harga beras pun telah menurun.

"Capaian ini agar terus menerus mampu kita jaga bersama. Tidak ada alasan harga beras tinggi dan melebihi HET. Stok beras kita besar. Bulog punya stok cadangan beras 3,5 juta ton. Ini tertinggi. Masyarakat harus menikmatinya dengan harga beras yang baik," kata Amran.

Orang nomor satu di Kementan dan Bapanas itu pun meminta untuk terus menjaga ritme kerja yang sudah progresif seperti saat ini.

Pemantauan dan pengawasan ke produsen, distributor, toko besar, dan ritel modern harus terus dilakukan secara intensif. Pemerintah pastikan kinerja Satgas akan terus diperkuat untuk mendukung pengawasan dan pengendalian harga beras.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Masa Depan Bumi dalam Piring Kita
• 10 jam lalukompas.id
thumb
Kronologi Kapal Wisata Bawa Turis Spanyol Tenggelam di Labuan Bajo
• 23 jam laluokezone.com
thumb
Taktik Fleksibel Pelatih Persik Sukses Beri Kemenangan Perdana di BRI Super League
• 21 jam lalubola.com
thumb
Real Madrid Turut Berduka Cita Atas Hilangnya Pelatih Valencia Fernando Martin di Indonesia
• 4 jam lalukompas.tv
thumb
Dosen Ludahi Kasir di Makassar Harap Kasus Damai Secara Kekeluargaan
• 19 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.