Saat Ridwan Kamil Digugat Cerai, Publik Kembali Ingat Nasib Guru Honorer Muhammad Sabil

fajar.co.id
3 jam lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Publik kembali mengulik perjalanan Ridwan Kamil. Di tengah kabar gugatan cerai yang kini menimpanya, ingatan warganet seolah ditarik ke belakang.

Tepatnya, pada satu peristiwa yang pernah menghebohkan jagat media sosial, nasib guru honorer Muhammad Sabil Fadhillah.

Sabil, seorang guru honorer di Cirebon, harus menelan pil pahit setelah melontarkan kritik di kolom komentar akun Instagram Ridwan Kamil.

Kritik itu berujung pada pemecatannya dari dua sekolah tempat ia mengajar.

Peristiwa tersebut bermula dari unggahan Ridwan Kamil yang mengapresiasi aksi solidaritas siswa di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang patungan membeli sepatu untuk teman sekelasnya.

Unggahan itu menuai banyak respons, termasuk dari Sabil. Di kolom komentar, Sabil mempertanyakan posisi Ridwan Kamil dalam forum Zoom yang ditampilkan dalam unggahan tersebut.

“Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur ato kader partai ato pribadi @ridwalkamil???” tulis Sabil kala itu.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, komentar itu bermakna, “Dalam zoom ini, kamu lagi sebagai gubernur atau kader partai atau pribadi?”

Komentar tersebut kemudian mendapat balasan langsung dari Ridwan Kamil.

“@sabilfadhillah ceuk maneh kumaha? (Menurut kamu gimana?),” balas Ridwan Kamil.

Namun yang menjadi perhatian publik bukan sekadar balasan tersebut. Ridwan Kamil menyematkan atau mem-pinned komentar Sabil, membuatnya berada di posisi teratas dan menjadi pusat perhatian warganet.

Tak lama berselang, kabar pemecatan Sabil dari dua sekolah tempatnya mengajar mencuat ke publik. Salah satunya adalah SMK Telkom Sekar Muning, Cirebon, Jawa Barat.

Peristiwa itu pun memicu perdebatan luas soal kritik, etika berbahasa, dan relasi kuasa di ruang digital.

Sabil kemudian buka suara. Ia menjelaskan alasannya menggunakan kata “maneh” dalam komentarnya.

Menurutnya, pemilihan kata tersebut tidak dimaksudkan untuk merendahkan.

“Saya akui menggunakan kata maneh karena Kang Ridwan Kamil itu someah (ramah), akrab dengan followers-nya, banyak warga, bahkan dua kali saya sempat dan pernah ketemu saat sebagai Wali Kota Bandung saat itu,” kata Sabil.

“Dia sangat akrab, enak secara personal,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa kata “maneh” yang digunakan sama sekali tidak diniatkan sebagai bentuk ketidaksopanan terhadap sosok yang akrab disapa Kang Emil itu.

Ridwan Kamil pun akhirnya angkat bicara. Ia mengaku tidak mengetahui adanya pemecatan Sabil dan menegaskan tidak pernah melakukan intervensi apa pun terhadap guru honorer tersebut.

“Saya tidak melakukan apa-apa ya. Mungkin ada yang melaporkan atau gimana. Pada dasarnya kritik mah boleh-boleh aja. Saya kan selalu menjawab, kalau mengkritik boleh, kalau tidak sopan ya harus sopan, gitu aja,” katanya.

“Bahwa sekolahnya melakukan sebuah tindakan, kan di luar kewenangan saya,” sebutnya.

Terkait penyematan komentar Sabil, Ridwan Kamil menyebut langkah itu sebagai bentuk edukasi kepada publik.

“Oh gini, Kang, kalau saya nge-pin, itu saya sedang mengedukasi kepada orang-orang yang kadang komennya enggak pakai fakta. Saya klarifikasi, sebenarnya itu,” ucap Emil.

Ia juga menyinggung persoalan Undak Usuk Bahasa Sunda, khususnya penggunaan kata “maneh” yang dianggap tidak pantas dalam konteks tertentu.

“Kalau orang berbahasa Sunda, itu ada namanya Undak Usuk. Anda bayangkan, Anda bicara begitu (maneh) ke ibu kandung, sopan enggak?” imbuhnya.

Lebih jauh, Ridwan Kamil mengaku telah menghubungi pihak sekolah tempat Sabil mengajar. Ia meminta agar pemecatan tersebut dibatalkan dan diganti dengan pembinaan.

“Saya sudah menelepon ke yayasan yang menaunginya tidak usah sampai diberhentikan kecuali ada hal yang sangat fundamental. Hal begini cukup diingatkan saja,” Ridwan Kamil menuturkan.

“Maka tadi saya telepon kepala Yayasan yang menaungi bersangkutan juga Manbaul Ulum di SMK Telkom surat pemberhentiannya ditarik saja cukup diingatkan saja secara manusiawi,” tambah Emil.

Kini, di tengah perhatian publik atas persoalan rumah tangganya yang berujung gugatan cerai, cerita lama ini kembali mencuat.

(Muhsin/fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
6 Dusun di Tapteng Terisolasi, Wakapolri Dorong Percepatan Akses
• 21 jam laluidntimes.com
thumb
Bulog Pastikan Stok Beras Daerah Terdampak Bencana di Sumatera Aman dan Cukup
• 3 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Sindir Pernyataan Prabowo, Feri Amsari: Rela Mati Demi Rakyat atau Rela Matiin Rakyat?
• 4 jam lalufajar.co.id
thumb
BMKG Wanti-wanti Gelombang Tinggi di Labuan Bajo Imbas Bibit Siklon 96S
• 20 jam laludetik.com
thumb
Akhirnya Persib Dipimpin Wasit (Bekas) FIFA, Yudai Yamamoto Resmi Debut di Super League
• 23 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.