LAMONGAN (Realita) – Antusiasme warga Dusun Kudu, Desa Weduni, Kecamatan Deket, Lamongan, untuk menggelar tradisi sedekah bumi tak terbendung.
Meski kawasan mereka tengah dilanda banjir, acara sedekah bumi tetap digelar pada Minggu (28/12/2025). Menariknya, meski berlangsung dalam suasana banjir, kegiatan tersebut tetap berjalan meriah.
Baca juga: Warga Keluhkan Bau Tak Sedap, Dapur SPPG Tambakrigadung Benahi Pembuangan Limbah
Meski kawasan mereka tengah dilanda banjir, acara sedekah bumi tetap digelar pada Minggu (28/12/2025).
Situasi banjir tidak menghalangi langkah para peserta pawai. Dengan berdandan beraneka ragam, sekitar pukul 07.00 WIB mereka menyusuri jalan-jalan perkampungan. Suasananya persis seperti “karnaval tujuh belasan”.
Situasi banjir juga belum mampu menghentikan langkah mereka. Tanpa alas kaki, para peserta tetap melangkah, memecah genangan air banjir yang merendam perkampungan.
Menariknya, peserta pawai mengusung gunungan raksasa yang terbuat dari berbagai hasil bumi berupa buah-buahan dan aneka jajanan. “Saya sangat terharu melihatnya,” kata salah satu peserta kirab, H Ruslan, pengusaha asal Jakarta yang merupakan warga asli Dusun Kudu.
Usai kirab, acara dilanjutkan dengan kegiatan seremonial. Acara ini dihadiri Camat Deket Suwanto Sastrodiharjo serta penceramah KH Abdul Halim Afandi yang juga merupakan warga asli Dusun Kudu. Kegiatan pagi itu kemudian dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit siang malam, yang menghadirkan Ki Dalang Budi Prayitno.
Tradisi sedekah bumi ini bukan hanya menjadi momentum untuk menyampaikan rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa. Lebih dari itu, kegiatan ini juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi. Pasalnya, yang hadir bukan hanya warga Dusun Kudu, tetapi juga warga setempat yang telah berkeluarga dan tinggal di desa lain.
Warga asli Dusun Kudu yang kini menetap di daerah lain tersebut dikenal dengan sebutan Alumni Dusun Kudu.
Baca juga: Pemkab Lamongan Intensifkan Normalisasi Saluran Drainase, Tekan Genangan Air Perkotaan
Ketua Alumni Dusun Kudu, Manan, mengatakan Dusun Kudu memiliki kekayaan seni budaya yang kental. Dahulu, dusun ini memiliki kelompok seni ludruk Putra Budaya. Namun, warisan leluhur tersebut perlahan terkikis oleh perkembangan zaman.
“Sekarang pewarisnya seakan tak bisa lepas dari seni budaya. Ludruk sudah tidak ada, sehingga saat sedekah bumi kini dihadirkan wayang kulit,” ujarnya.
Sementara Camat Deket, Suwanto Sastrodiharjo, mengaku terkejut sekaligus kagum melihat Dusun Kudu. Pejabat yang baru sekitar 2,5 bulan menjabat sebagai Camat Deket ini menilai, meski berada jauh dari pusat kecamatan, Dusun Kudu justru memiliki Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Sesuai slogannya, Kreatif dan Inovatif, semoga Dusun Kudu bisa menjadi inspirasi bagi dusun-dusun lain,” katanya.
Mewakili Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, yang batal hadir, Camat Suwanto berjanji akan menyampaikan aspirasi warga Dusun Kudu. “Aspirasi ini, terutama terkait jalan yang terendam air, akan kami sampaikan kepada Pak Bupati,” katanya usai acara.
Baca juga: SK Bupati Soal Berdirinya Pusat Jajanan dan Mainan Timur Alon Alon Lamongan, Bisa Dicabut
Selain diwarnai penyampaian aspirasi warga, panitia juga memberikan sejumlah bingkisan kepada warga setempat. Pemberian bingkisan tersebut semakin lengkap setelah pengusaha setempat, H Ruslan, turut menyumbangkan bantuan kepada 10 janda lanjut usia di Dusun Kudu.
Sebagaimana disampaikan saat sambutan, perwakilan warga juga meminta pemerintah agar lebih memperhatikan persoalan banjir di Dusun Kudu dan sekitarnya, khususnya jalan penghubung Desa Sidomulyo–Desa Weduni. Pasalnya, jalan tersebut saat ini terendam banjir dengan ketinggian mencapai sekitar 30 sentimeter.
Ketua Panitia, Kadin Suprapto, mengungkapkan kegiatan sedekah bumi di Dusun Kudu rutin dilaksanakan setiap tahun. Namun, untuk pelaksanaan yang lebih meriah, kegiatan tersebut digelar dua tahun sekali. “Ini sudah menjadi keputusan bersama, setiap dua tahun sekali sedekah bumi dimeriahkan semeriah-meriahnya,” katanya.
Reporter : Defit Budiamsyah
Editor : Redaksi





