NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Myanmar menggelar pemilihan umum (pemilu) perdana di era junta militer. Pemilu Myanmar digelar pada Minggu (28/12/2025), dan menjadi fase awal, dari tiga fase pemilu yang akan dilakukan.
Pemilu tersebut dilakukan di bawah pengawasan junta militer. Junta militer telah memberikan akses langka ke media di beberapa bagian Myanmar jelang pemilu.
Pemilu itu diharapkan bisa menandai kembalinya keadaan normal, memulihkan pemerintahan sipil sejak kudeta junta militer pada 2021.
Baca Juga: Thailand dan Kamboja Tandatangani Gencatan Senjata, Ini yang Disepakati
Namun, dikutip dari Sky News, Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Myanmar, Tom Andrews, menyebut pemilu tersebut sebagai “pemilu palsu”.
Organisasi hak asasi manusia dan kelompok lainnya juga telah mengecam pemilu tersebut.
Pada pemilu ini, Partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional Demokrasi (NLD) tak ikut kontestasi karena telah dibubarkan. Jika mereka mengikuti pemilu Myanmar, diyakini partai tersebut akan menang.
Ada beberapa pilihan dalam surat suara, tetapi tak ada satu pun yang mewakili oposisi sejati terhadap junta militer Myanmar.
Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (UNSDP), partai utama yang didukung militer, dipandang sebagai calon pemenang karena kedekatannya dengan junta.
Salah satu kandidat San San Htay dari UNSDP, merespons tuuduhan Tom Andrews.
Penulis : Haryo Jati Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Sky News
- myanmar
- pemilu
- pemilu myanmar
- junta militer
- pelapor pbb
- pemilu palsu



