JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan proses pembangunan hunian tetap dan hunian sementara (huntara) bagi masyarakat terdampak banjir Sumatera terus dilakukan.
Muhari menyebut pembangunan huntara dan hunian tetap menyesuaikan kebutuhan masyarakat terdampak di masing-masing daerah.
Bagi korban banjir yang memilih tidak tinggal di huntara, BNPB menyiapkan penyaluran Dana Tunggu Hunian (DTH).
Muhari menyebut pembangunan huntara terbanyak ada di Aceh. Kabupaten Aceh Tamiang mengajukan permintaan huntara terbanyak yakni mencapai 13.000 unit.
"Paling banyak saat ini yang sudah menyatakan secara resmi surat permintaan pembangunan Huntara itu adalah Aceh Tamiang 13.000 (unit), kemudian Aceh Utara itu 6.700, Aceh Timur 4.700, Bireuen, Gayo Lues, dan seterusnya," kata Muhari dalam konferensi persnya pada Minggu (28/12/2025).
Baca Juga: Dua Jenazah Ditemukan di Bener Meriah dan Aceh Utara, BNPB: Korban Meninggal Banjir Sumatera 1.140
Menurutnya, pembangunan huntara secara fisik telah dimulai di Pidie dan Pidie Jaya. Sedangkan di Aceh Tamiang, pembangunan 500 unit huntara telah dimulai oleh Danantara di atas lahan milik PTPN.
Sementara di Sumatera Utara, Muhari menyebut, daerah terdampak memilih langsung pembangunan hunian tetap tanpa melalui huntara. Sebab, penanganan di Sumatera Utara berbeda lantaran kerusakan rumah warga tidak merata.
"Jadi, kita langsung membangun huntap dan saudara kita yang saat ini tidak punya rumah ini menumpang sementara atau mengontrak sementara, nanti kita cukupkan dengan DTH," kata Muhari.
"Ada beberapa kabupaten/kota (di Sumatera Utara) yang menyatakan tidak akan membangun huntara dan akan langsung membangun huntap."
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV
- huntara aceh
- banjir sumatera
- hunian korban banjir
- bnpb
- aceh tamiang




