Sergey Brin, salah satu pendiri Google, baru-baru ini menceritakan pelajaran penting dari salah satu kegagalan terbesar selama ia di Google. Ia berbagi kisah soal Google Glass dan alasan mengapa produk itu tak diminati konsumen.
Salah seorang mahasiswa Stanford bertanya kepadanya: “Pola pikir seperti apa yang harus dimiliki calon pengusaha, seperti saya, supaya tidak mengulangi kesalahan-kesalahan terdahulu?”
Brin menjawab sambil tersenyum.
“Saat kamu punya ide perangkat wearable yang keren dan baru, pastikan benar-benar matang dulu sebelum (memamerkannya dengan) aksi keren seperti skydiving atau balon udara. Itu satu tips yang bisa saya berikan padamu," kata Brin dilansir Times of India.
Ia menambahkan bahwa keputusan pemasarak harus diambil berdasarkan kalkulasi yang tepat dengan biaya produksi unit semurah dan se-efisien mungkin. Lucunya lagi, bahkan ia sempat berpikir peluncuran Google Glass adalah momen Steve Jobs-nya.
"Saya semacam, kamu tahu, terlalu cepat melompat dan saya pikir, Oh, saya ini Steve Jobs berikutnya, saya bisa membuat ini. Ta-da,’” kelakar Sergey Brin.
Sebagai informasi, Google meluncurkan Google Glass pada 2013. Kacamata pintar baru ini memungkinkan pengguna melihat dan menavigasi notifikasi serta fungsi ponsel pintar lain yang diproyeksikan di depan mata. Awalnya itu tampak seperti terobosan teknologi. Namun, Google Glass gagal menarik banyak peminat konsumen.
Banyak orang tidak suka desain Google Glass yang berat, apalagi kameranya cuma 5 MP. Apalagi harga satu unitnya fantastis mencapai 1.500 Dolar AS atau sekitar Rp 25.158.450 (kurs Rp 16.772).
Akhirnya Google menghentikan penjualan Google Glass untuk konsumen umum pada 2015.
Google Mau Rilis Google Glass Lagi Setelah Lebih dari 10 Tahun 'Hiatus'Google mengumumkan akan kembali terjun ke pasar kacamata pintar. Mei lalu, Google mengumumkan bermitra dengan Warby Parker dan dua perusahaan tersebut mengatakan mereka berencana meluncurkan serangkaian kacamata pintar secepatnya pada tahun depan.
Kacamata ini akan dibangun di atas platform Android XR, sebuah sistem operasi untuk komputer head-mounted (dipakai di kepala). Google Glass juga akan menyematkan asisten AI Gemini yang bisa dikontrol pengguna lewat suara untuk mengoperasikan perangkat wearable itu.
Dalam pengumuman itu, Brin mengatakan Google Glass versi terbatu akan berbeda. “Saya sudah banyak belajar,” kata Brin.
“Saya jelas merasa saya membuat banyak kesalahan dengan Google Glass, saya jujur,” tambah Brin, sambil mengatakan bahwa ia tetap percaya pada bentuk kacamata pintar sebagai perangkat masa depan.




