MerahPutih.com- Perayaan pergantian tahun sudah di depan mata. Namun, kondisi diberbagai wilayah dan masyarakat tengah menderita akibat bencana banjir terutama di daerah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Masyarakat pun diminta untuk mengisi kegiatan perayaan tahun baru dengan tidak bermewah-,mewah an dengan hal yang positif.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar meminta masyarakat untuk tidak merayakan pergantian tahun dengan cara berhura-hura, apalagi melakukan kemaksiatan.
"Ini kita sedang prihatin, banyak musibah, tentu lebih baik berdoa. Kalau toh itu mau hiburan, hiburan yang terukur," ujar Anwar dikutip dari laman MUI, Senin (29/12).
Baca juga:
7 Ide Merayakan Tahun Baru Tanpa Kembang Api, Tetap Hangat dan Berkesan!
Anwar menjelaskan bahwa saat ini masyarakat di Sumatra Barat, Sumatra Utara, hingga Aceh sedang berduka akibat musibah yang melanda.
Menurutnya, tidak elok jika malam pergantian tahun dirayakan dengan kemewahan di tengah suasana duka tersebut.
"Apalagi sekarang bangsa kita sedang prihatin," katanya.
Terkait tradisi menyalakan kembang api atau pesta pora, Kiai Anwar mengingatkan agar tidak terjadi pemborosan anggaran.
Anwar menekankan pentingnya momentum doa bersama di penghujung tahun.
Ia berujar, dengan doa kolektif diharapkan menjadi perantara untuk memohon perlindungan bagi masa depan Indonesia.
"Doa bersama di malam tahun baru sangat penting dalam rangka memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keselamatan bangsa dan negara," jelas dia.
Ia memberikan catatan khusus bagi pemerintah daerah agar bijak dalam menggunakan uang negara.
"Tidak sampai menghambur-hamburkan uang, apalagi pakai APBD dan APBN yang digunakan untuk hal-hal yang berlebihan," katanya. (Knu)




