Penulis: Suwandika Ananto
TVRINews, Bangka Selatan
Penyerapan pupuk subsidi oleh petani di tingkat distributor Desa Rias, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, mengalami peningkatan signifikan sepanjang tahun 2025. Total penyerapan tercatat mencapai 988 ton, terdiri dari 280 ton pupuk urea dan 708 ton pupuk NPK Phonska.
Jumlah tersebut naik 43 persen dibandingkan tahun 2024, yang hanya mencapai 558 ton—terdiri dari 170 ton urea dan 388 ton NPK Phonska.
Salah satu distributor pupuk subsidi di Desa Rias, Tahang, menjelaskan bahwa lonjakan penyerapan pupuk pada tahun ini dipengaruhi oleh intensifikasi pola tanam. Pada 2025, mayoritas petani mulai menerapkan pola tanam padi IP 300, sedangkan tahun sebelumnya hanya berada pada tingkat IP 200.
Selain intensifikasi tanam, kebijakan pemerintah pusat yang menurunkan harga pupuk subsidi turut memberi dampak positif. Harga yang lebih terjangkau meringankan biaya produksi petani sekaligus mendorong peningkatan penggunaan pupuk untuk mengejar hasil panen lebih optimal.
Tahang berharap pemerintah dapat menambah kuota pupuk subsidi dan memperkuat dukungan sarana produksi lainnya, seperti benih unggul dan pestisida. Menurutnya, dukungan tersebut diperlukan untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung terwujudnya swasembada pangan di tingkat desa.
“Karena penanaman padi meningkat dari IP 200 ke IP 300, kebutuhan pupuk juga melonjak sekitar 43 persen. Pada pertengahan 2025, harga pupuk urea sempat mencapai Rp112.500 per sak dan NPK Phonska Rp115.000 per sak. Namun, di akhir tahun harga menurun menjadi Rp92.000 untuk Phonska dan Rp90.000 untuk urea. Mudah-mudahan Desa Rias bisa menjadi desa swasembada pangan seperti yang kita harapkan,” ujar Tahang.
Editor: Redaksi TVRINews




