Sleep Apnea pada Anak Akibat Amandel, Kapan Harus Operasi?

kumparan.com
5 jam lalu
Cover Berita

Ibu dengan akun Instagram @ulisade membagikan kondisi anaknya yang akhirnya menjalani operasi pengangkatan amandel dan adenoid. Setelah sebelumnya diketahui mengalami pembesaran amandel sejak usia 4–5 tahun, namun belum ditangani karena kondisinya masih tampak baik dan keluarga sedang fokus pada perawatan sang kakak.

Dalam enam bulan terakhir, kondisi anaknya itu memburuk setiap kali batuk pilek karena ngorok parah dan gangguan napas saat tidur hingga mengalami sleep apnea, yang membuat kualitas tidurnya menurun dan imunitasnya ikut melemah.

Setelah berkonsultasi dengan dokter THT dan sempat mempertimbangkan dengan matang, serangan batuk pilek berulang akhirnya menjadi pemicu keputusan untuk segera melakukan operasi setelah ujian akhir semester.

Sering Batuk Pilek dan Ngorok, Ini Tanda Amandel Anak Perlu Ditangani

Menanggapi kondisi ini, Dokter Spesialis Anak, dr. Reza Fahlevi, Sp.A(K), menjelaskan bahwa mengorok pada anak memang bisa disebabkan oleh pembesaran amandel dan adenoid. Namun, tidak semua kasus mengorok langsung memerlukan tindakan operasi.

“Kita coba lihat dulu, apakah setelah dia sembuh batuk pileknya, mengoroknya juga membaik atau nggak,” tutur dr. Reza kepada kumparan, Jumat (19/12).

Menurut dr. Reza, pada kondisi akut, pembesaran amandel bisa bersifat sementara karena adanya peradangan. Namun, orang tua perlu waspada bila anak mengorok secara kronik, yaitu tetap mengorok meski tidak sedang sakit. Terlebih jika sudah muncul tanda-tanda Obstructive Sleep Apnea (OSA), seperti anak tampak mengantuk di pagi atau siang hari, kurang bersemangat, sulit fokus, hingga prestasi belajar menurun.

“Nah itu sudah saatnya kita konsulkan ke dokter THT untuk nanti kita mungkin perlu operasi untuk adenoid ini sendiri ya. Itu kira-kira perbedaan amandel membesar pada saat kondisi akut atau udah kronik,” imbuhnya.

Belajar dari kasus ini, bisa menjadi pengingat bagi orang tua untuk tidak menganggap remeh kebiasaan mengorok pada anak, terutama jika disertai gangguan tidur dan aktivitas harian. Pemeriksaan dan penanganan yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, kesehatan, serta tumbuh kembang anak secara keseluruhan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
130 Ribu Orang Kunjungi Monas saat Akhir Pekan Libur Natal 2025
• 10 jam laludetik.com
thumb
Catat! Mulai 2 Januari 2026, Narapidana Bisa Dihukum Kerja Sosial Tanpa Masuk Sel
• 3 jam laludisway.id
thumb
Kasus Sekeluarga di Situbondo Tewas: Polisi Periksa 4 Saksi
• 4 jam lalukumparan.com
thumb
87 RS Sumatra Kembali Operasi, 8 Puskesmas Masih Dikebut
• 1 jam lalugenpi.co
thumb
H+3 Natal, arus lalin kembali ke Jabotabek capai 200 ribu kendaraan
• 1 jam laluantaranews.com
Berhasil disimpan.