Kemenhub: Penerbangan ke Bali Melonjak saat Nataru, tapi Jumlah Penumpang Minim

katadata.co.id
5 jam lalu
Cover Berita

Lonjakan penerbangan ke Bali selama libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026 tak sepenuhnya diikuti peningkatan jumlah wisatawan. Data Kementerian Perhubungan menunjukkan penumpang Bandara I Gusti Ngurah Rai hanya tumbuh 1,15%, jauh lebih rendah dibanding kenaikan jumlah penerbangan yang hampir mencapai 3%.

Direktur Jenderal Hubungan Udara Kemenhub Lukman F Laisa menilai minimnya pertumbuhan kunjungan ke Pulau Dewata disebabkan kondisi cuaca ekstrem, bencana banjir, dan buruknya penanganan sampah. Namun pemerintah memastikan kondisi cuaca buruk tidak mengganggu keamanan dan keselamatan penerbangan dari dan menuju Bali.

"Kami menegaskan bahwa seluruh aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan penerbangan tetap menjadi prioritas utama," kata Lukman dalam keterangan resmi, Senin (29/12).

Lukman mensinyalir rendahnya pertumbuhan penerbangan dari dan menuju Bali membuat realisasi izin penerbangan hanya mencapai 93,68% dari total 285 izin penerbangan yang terbit. Karena itu, Lukman memastikan kebutuhan armada udara selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 telah terpenuhi.

Adapun mayoritas pengguna Bandara I Gusti Ngurah Rai pada 18-28 Desember 2025 berasal dari rute Jakarta-Denpasar. Sebab, rute tersebut telah merealisasikan 71 dari 285 penerbangan tambahan pada periode tersebut.

Lukman mencatat tingkat keterisian setiap penerbangan rute Jakarta-Bali selama 11 hari tersebut mencapai 94%. Tingginya tingkat keterisian ini menunjukkan bahwa kapasitas kursi yang disediakan oleh maskapai telah dimanfaatkan secara optimal.

"Tingkat keterisian penumpang berada pada level tinggi dan maskapai telah merealisasikan penambahan penerbangan atau extra flight untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat,” katanya.

Diskon Tarif

Seperti diketahui, Kemenhub memproyeksikan total pengguna pesawat selama Nataru 2025/2026 mencapai 4,27 juta orang. Tingginya jumlah penumpang angkutan udara tersebut dipicu oleh diskon tarif tiket pesawat sebesar 13-14% pada periode Nataru 2025/2026.

Penurunan tarif tiket pesawat ini merupakan hasil dari penyesuaian sejumlah komponen biaya antara lain Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 6%, fuel surcharge (FS) pesawat jet sebesar 2%, FS Propeller sebesar 20%, Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara sebesar 50%, Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara sebesar 50%, penurunan harga avtur pada 37 bandara, juga layanan advance serta extend dan operating hours yang lebih panjang.

Diskon tarif ini sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penguatan langkah strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional pada semester II 2025. Fokusnya pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan kebijakan penurunan harga tiket pesawat merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam meringankan beban masyarakat yang ingin merayakan Nataru. Dudy mengajak masyarakat untuk memanfaatkan penurunan tarif tiket pesawat tersebut.

”Langkah ini kami ambil agar konektivitas antar daerah tetap terjaga dan mobilitas masyarakat berjalan lancar dengan tarif yang lebih terjangkau. Kami ingin memastikan seluruh masyarakat dapat menikmati layanan transportasi udara, khususnya pada masa Nataru 2025/2026,” kata Dudy dalam siaran pers, dikutip Rabu (22/10).


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
1.392 Personel Polisi Disiagakan Kawal Demo Buruh di Patung Kuda
• 10 jam laludetik.com
thumb
1.500 Sel di Lapas Super Maximum Security Disiapkan untuk Tekan Napi Beresiko
• 4 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Pemerintah Tekankan Pentingnya Gotong Royong untuk Memulihkan Sumatra Pascabencana
• 6 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Israel Jadi Negara Pertama yang Akui Kedaulatan Somaliland
• 13 jam laluidntimes.com
thumb
Pemerintah Janji 600 Unit Hunian Korban Banjir di Sumatera Rampung Pada Pekan Depan
• 6 jam lalumerahputih.com
Berhasil disimpan.