Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mulai membangun Gedung Megatorium Margono Djojohadikusumo sebagai pusat aktivitas akademik dan kajian ekonomi kerakyatan berbasis konstitusi guna memperkuat peran perguruan tinggi dalam pembangunan nasional berkelanjutan.
Peletakan batu pertama pembangunan gedung tersebut dilakukan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir di Kampus 2 UMP dj Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Senin siang.
Dalam kesempatan itu Rektor UMP Prof Jebul Suroso mengatakan pembangunan megatorium tersebut merupakan ikhtiar strategis UMP dalam menyediakan ruang akademik yang representatif bagi mahasiswa sekaligus wadah pengembangan pemikiran ekonomi nasional.
"UMP berniat membangun gedung megatorium untuk aktivitas akademik mahasiswa yang kita namakan Megatorium Margono Djojohadikusumo. Di sana akan kita gali pemikiran, mengenang sejarah, dan terus menghidupkan gagasan besar beliau," katanya.
Menurut dia, gedung tersebut tidak hanya difungsikan sebagai sarana perkuliahan, juga sebagai pusat diskusi, riset, dan kajian lintas disiplin yang berorientasi pada kebermanfaatan bagi umat dan bangsa.
Baca juga: Wamendiktisaintek: Kampus perguruan tinggi ke depan harus merakyat
Oleh karena itu, pihaknya berharap pembangunan dapat segera direalisasikan dan dimanfaatkan secara optimal.
"Mudah-mudahan ini menjadi investasi dan karya UMP. Kami mohon doa agar gedung ini bisa segera dibangun dan memberi manfaat sebesar-besarnya," kata Rektor.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyambut baik pembangunan Megatorium Margono Djojohadikusumo dan menilai inisiatif tersebut memiliki nilai strategis dalam memperkuat kajian ekonomi kerakyatan berbasis konstitusi.
Ia mengharapkan gedung tersebut diharapkan menjadi pusat kajian ekonomi sosial yang mendorong kemandirian dan kedaulatan rakyat, sejalan dengan amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang menempatkan negara sebagai pengelola sumber daya strategis demi kesejahteraan rakyat.
"Kita berharap gagasan besar tentang ekonomi kerakyatan berbasis konstitusi ini terus dikaji secara mendalam. Inilah yang ke depan bisa menjadi kekuatan Indonesia," katanya.
Baca juga: Muhammadiyah salurkan beras bantuan NGO UEA masyarakat korban banjir
Menurut dia, pemikiran Margono Djojohadikusumo sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan Sumitro Djojohadikusumo sebagai begawan ekonomi nasional memiliki kesinambungan historis dan ideologis dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ekonomi kerakyatan.
Ditemui usai acara, Haedar mengatakan penamaan megatorium tersebut bertujuan merekatkan mata rantai pemikiran tiga tokoh nasional yang memiliki keterkaitan dengan Purwokerto dan wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
Dalam hal ini, Presiden Prabowo Subianto merupakan putra dari Sumitro Djojohadikusumo dan cucu dari Margono Djojohadikusumo.
"Pak Margono asli Purwokerto, Pak Sumitro begawan ekonomi, dan Pak Prabowo kini melanjutkan gagasan ekonomi kerakyatan berbasis konstitusi. Ini perjalanan panjang yang penting untuk terus dirawat," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, melalui megatorium tersebut UMP ingin berkontribusi dalam melahirkan kajian-kajian akademik serta mendidik mahasiswa, khususnya di bidang ekonomi, agar mampu mengimplementasikan konsep ekonomi kerakyatan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Haedar juga mengapresiasi dukungan berbagai pihak, termasuk BNI, yang dinilai konsisten menjalin kerja sama strategis dengan Muhammadiyah dalam penguatan sumber daya manusia sebagai fondasi pembangunan ekonomi nasional.
Baca juga: Haedar Nashir: Kebersamaan bangsa kunci atasi dampak bencana
Peletakan batu pertama pembangunan gedung tersebut dilakukan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir di Kampus 2 UMP dj Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Senin siang.
Dalam kesempatan itu Rektor UMP Prof Jebul Suroso mengatakan pembangunan megatorium tersebut merupakan ikhtiar strategis UMP dalam menyediakan ruang akademik yang representatif bagi mahasiswa sekaligus wadah pengembangan pemikiran ekonomi nasional.
"UMP berniat membangun gedung megatorium untuk aktivitas akademik mahasiswa yang kita namakan Megatorium Margono Djojohadikusumo. Di sana akan kita gali pemikiran, mengenang sejarah, dan terus menghidupkan gagasan besar beliau," katanya.
Menurut dia, gedung tersebut tidak hanya difungsikan sebagai sarana perkuliahan, juga sebagai pusat diskusi, riset, dan kajian lintas disiplin yang berorientasi pada kebermanfaatan bagi umat dan bangsa.
Baca juga: Wamendiktisaintek: Kampus perguruan tinggi ke depan harus merakyat
Oleh karena itu, pihaknya berharap pembangunan dapat segera direalisasikan dan dimanfaatkan secara optimal.
"Mudah-mudahan ini menjadi investasi dan karya UMP. Kami mohon doa agar gedung ini bisa segera dibangun dan memberi manfaat sebesar-besarnya," kata Rektor.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyambut baik pembangunan Megatorium Margono Djojohadikusumo dan menilai inisiatif tersebut memiliki nilai strategis dalam memperkuat kajian ekonomi kerakyatan berbasis konstitusi.
Ia mengharapkan gedung tersebut diharapkan menjadi pusat kajian ekonomi sosial yang mendorong kemandirian dan kedaulatan rakyat, sejalan dengan amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang menempatkan negara sebagai pengelola sumber daya strategis demi kesejahteraan rakyat.
"Kita berharap gagasan besar tentang ekonomi kerakyatan berbasis konstitusi ini terus dikaji secara mendalam. Inilah yang ke depan bisa menjadi kekuatan Indonesia," katanya.
Baca juga: Muhammadiyah salurkan beras bantuan NGO UEA masyarakat korban banjir
Menurut dia, pemikiran Margono Djojohadikusumo sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan Sumitro Djojohadikusumo sebagai begawan ekonomi nasional memiliki kesinambungan historis dan ideologis dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ekonomi kerakyatan.
Ditemui usai acara, Haedar mengatakan penamaan megatorium tersebut bertujuan merekatkan mata rantai pemikiran tiga tokoh nasional yang memiliki keterkaitan dengan Purwokerto dan wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
Dalam hal ini, Presiden Prabowo Subianto merupakan putra dari Sumitro Djojohadikusumo dan cucu dari Margono Djojohadikusumo.
"Pak Margono asli Purwokerto, Pak Sumitro begawan ekonomi, dan Pak Prabowo kini melanjutkan gagasan ekonomi kerakyatan berbasis konstitusi. Ini perjalanan panjang yang penting untuk terus dirawat," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, melalui megatorium tersebut UMP ingin berkontribusi dalam melahirkan kajian-kajian akademik serta mendidik mahasiswa, khususnya di bidang ekonomi, agar mampu mengimplementasikan konsep ekonomi kerakyatan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Haedar juga mengapresiasi dukungan berbagai pihak, termasuk BNI, yang dinilai konsisten menjalin kerja sama strategis dengan Muhammadiyah dalam penguatan sumber daya manusia sebagai fondasi pembangunan ekonomi nasional.
Baca juga: Haedar Nashir: Kebersamaan bangsa kunci atasi dampak bencana




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5457110/original/012829700_1766985929-Sekjen_PDIP_Hasto_Kristiyanto.jpeg)
