PT Petrosea Tbk (CUAN) melaporkan perkembangan terkini proyek jasa pertambangan yang dikerjakan bersama PT Pasir Bara Prima (PBP) di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Hingga saat ini, perseroan telah merealisasikan kegiatan pengupasan dan pemindahan lapisan penutup (overburden removal) lebih dari 7,2 juta bank cubic meter (BCM).
Proyek yang dimulai pada 13 Agustus 2024 tersebut merupakan kontrak jasa pertambangan dengan jangka waktu sepanjang usia tambang (life of mine) dan memiliki estimasi nilai kontrak sekitar Rp17,4 triliun.
Lingkup pekerjaan mencakup pengupasan overburden dengan estimasi volume 234,9 juta BCM serta produksi batubara sekitar 26 juta ton.
Baca Juga: Anak Usaha PTRO Kantongi Kontrak Rp485,4 Miliar dari Aster
Selain kegiatan operasional pertambangan, Petrosea juga mengembangkan infrastruktur jalan tambang (hauling road) melalui PT Lintas Kelola Bersama (LKB), entitas yang dimiliki 51% oleh Petrosea dan 49% oleh PBP.
Jalan tambang tersebut memiliki total panjang sekitar 29,6 kilometer yang terbagi ke dalam enam segmen, dengan pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh Petrosea.
Presiden Direktur PT Petrosea Tbk, Michael, menyatakan capaian tersebut mencerminkan kemampuan perseroan dalam mengelola proyek pertambangan terintegrasi dengan infrastruktur pendukung.
Baca Juga: Diversifikasi Usaha, PTRO Bentuk Entitas Baru di Sektor Layanan Kesehatan
“Pencapaian ini menunjukkan kapabilitas Petrosea dalam mengelola proyek jasa pertambangan yang terintegrasi dengan pengelolaan infrastruktur jalan tambang secara berkelanjutan. Ke depan, kami akan memastikan setiap langkah pengembangan, termasuk pengelolaan hauling road, dijalankan secara prudent dan sesuai dengan regulasi yang berlaku,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (29/12/2025).
Manajemen Petrosea juga menegaskan proyek ini sejalan dengan strategi penguatan sinergi di dalam grup, khususnya dalam mendukung rencana PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk untuk mengakuisisi PT Singaraja Putra Tbk (SINI), induk dari PBP.
Setelah akuisisi tersebut rampung, Petrindo secara konsolidasi akan memiliki konsesi tambang batubara dengan total cadangan sekitar 378 juta ton, terdiri dari thermal coal dan metallurgical coal.




